Jakarta,voxnusantara.com- Wujudkan kesejahteraan bersama-bonum commune, Pemuda Katolik melaksanakan Gerakan Sedekah Sampah. Inilah yang menjadi presentasi “Gerakan Sedekah Sampah oleh Pemuda Katolik” yang menjadi agenda pertama dalam Temu Pastores Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) yang dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2021 di Plaza Maria Gereja Katedral Jakarta.
Temu Pastores adalah pertemuan yang dihadiri oleh seluruh Pastor yang berkarya di Keuskupan. Maka, gerakan sedekah sampah (bahan daur ulang) yang diinisiasi oleh Pemuda Katolik tersebut diharapkan dapat memberikan inspirasi dan wawasan bagi para Pastor dalam karya pelayanan pastoral-evangelisasi di KAJ. Bahkan, gerakan sedekah sampah selanjutnya akan disosialisasikan ke seluruh umat paroki.
Perlu diketahui, pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan ekonomi yang pesat di kota-kota besar seperti Jakarta, Bekasi dan Tangerang Raya telah berdampak pada permasalahan lingkungan dan sampah. Jumlah sampah dari kawasan tersebut diperkirakan mencapai 13.000 ton per hari. Pengelolaan sampah dengan cara dikumpulkan-angkut-buang telah menyebabkan kondisi TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) menjadi penuh. Sampah yang bercampur juga menyulitkan pengelolaan sampah di TPA. Selain itu masih cukup banyak warga masyarakat yang membakar sampah atau membuang sampah di saluran air, sungai, dan laut. Sampah yang tidak ditangani dengan baik telah mencemari tanah, sungai, laut, udara dan merusak lapisan ozon.
Pemilahan sampah sejak dari sumbernya merupakan langkah awal yang penting dalam usaha mengatasi permasalahan sampah. Sampah yang dipilah akan dapat dimanfaatkan sesuai dengan jenisnya. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos, pupuk cair, eco enzyme, dan pakan Maggot BSF. Sampah anorganik dapat dipilah sesuai jenis bahannya, dikumpulkan, dan dikirim ke pabrik daur ulang. Minyak jelantah dapat dimanfaatkan untuk bahan baku biodiesel. Dengan demikian maka sebagian besar sampah dapat berguna dan tidak mencemari lingkungan.
“Pemuda Katolik mengajak umat untuk mulai memilah sampah dan mengumpulkan sampah anorganik di tempat yang disediakan oleh paroki. Layanan pengambilan secara rutin akan dilakukan bekerja sama dengan Rapel (Rapel.id). Rapel merupakan aplikasi dan sistem untuk pengumpulan sampah anorganik yang sudah dipilah. Gudang sentra pemilahan di sejumlah lokasi akan disiapkan untuk menerima sampah anorganik dari berbagai sumber. Sampah anorganik akan dipilah lebih lanjut dan dikirim ke pabrik daur ulang. Hasil penjualannya dapat digunakan menunjang program sosial paroki dan dana kaderisasi Pemuda Katolik. Gerakan pemilahan dan sedekah sampah juga akan membuka lapangan kerja baru, baik sebagai mitra kolektor maupun tenaga pemilahan,” kata Christopher Nugroho,selaku Sekretaris Jenderal PP Pemuda Katolik.
Sejumlah Komda dan Komcab Pemuda Katolik di Jawa Tengah dan DIY, katanya, telah terlibat dalam sosialisasi dan pelatihan pemilahan sampah. Pemuda Katolik Komda Banten mendirikan Bank Sampah PETRA di Serpong. Lokasinya berada di Jalan Lengkong Gudang Timur, Serpong dan berdekatan dengan kawasan perumahan Bumi Serpong Damai (BSD). Nama PETRA merupakan singkatan dari Peduli Tangerang Raya dan Pro Ecclesia et Patria (untuk gereja dan tanah air).
Bahkan, ungkapnya, situasi dan kondisi yang sulit karena pandemi Covid-19 ternyata juga mendorong munculnya sejumlah kreatifitas, termasuk yang dilakukan Pemuda Katolik. Bapa Uskup Ignatius Kardinal Suharyo sangat mengapresiasi dan mendukung inisiatif Pemuda Katolik dalam turut mengatasi permasalahan sampah. Contoh lainnya, Paroki Agustinus di Karawaci, Tangerang juga melakukan penanaman di lahan yang kosong. Lahan ditanami dengan pohon pisang dan buah pisang yang dipanen kemudian diolah menjadi keripik. Karya dan keterlibatan yang telah dilakukan oleh berbagai paroki dan organisasi kiranya dipayungi tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan bersama – bonum commune. Kita harus selalu membangun kesadaran umat untuk menjadi warga negara yang baik.***