[adrotate group="1"]

Bantuan Sapi ke Untad 1 M Tak Ada Hasil, Kejati Sulteng Lirik!!

  • Bagikan
Gedung rektorat Universitas Tadulako (Foto: IST)

Voxnusantara.com,Palu- Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulawesi Tengah (Sulteng) mulai  lirik dana bantuan sebesar Rp 1 Miliyaran untuk pengembangan peternakan di kawasan lahan perkebunan Universitas Tadulako (Untad) di Sibalaya Selatan, Kabupaten Sigi, Sulteng.

“Saat ini kami tengah melakukan pengumpulan data-data terkait proyek bantuan pengembangan peternakan sapi di Sibalaya Selatan, Sigi yang dikelola Untad,” kata sumber deadline-news.com di Kejati Sulteng Senin (12/6/23).

Perlu diketahui sekita tahun 2019 lalu Kementerian Desa mengucurkan dana bantuan pengembang biakan peternakan sapi di fakultas peternakan dan perikanan universitas tadulako (Untad).

Bantuan itu nilainya mencapai Rp, 1 miliyar (M). Lalu bagaimana perkembangan pengembang biakan peternakan sapi itu sekarang? Diduga tidak ada hasil yang maksimal. Bahkan diduga sapi-sapinya telah punah semua.

“Jika harga sapi rata-rata Rp, 10 juta perekor, maka ada sekitar 100 ekor sapi yang diternak untuk pengembang biakannya,”kata sumber deadline-news.com Rabu (31/5-2023) di Palu.

Menurut sumber itu pengembang biakan peternakan sapi itu di tempatkan di Sibalaya selatan Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah.

Kata sumber itu adalah Prof Burhanudin Sundu Dekan Fakultas peternakan dan perikanan yang menerima bantuan ketika itu yang sekarang kepala lembaga penjaminan mutu Untad.

“Menariknya lahan perkebunan dan peternakan untad di Sibalaya Selatan itu dikuasai secara pribadi oleh oknum pejabat Untad,” jelas sumber lagi.

Masih menurut sumber lahan itu diduga sudah dijadikan peternakan ayam dengan kepemilikan pribadi.

Sementara itu  Prof Burhanudin Sundu mantan Dekan Fakultas peternakan dan perikanan Untad yang dikonfirmasi sebelumnya mengatakan bukan dalam bentuk ternak, tetapi dalam bentuk dana penelitian dan pengembangan inovasi.

“Dana ini setiap tahun disediakan dan di kompetisikan proposal kita untuk menentukan siapa yang layak,” tulis Prof Burhanuddin menjawab konfirmasi deadline-news.com.

Menurutnya penggunaannya sudah dipertanggung jawabkan tahun 2019 dan tim monev telah datang saat itu sebanyak 2 kali.

“Penggunaanya untuk pembukaan lahan, Pengembangan dan pembuatan kandang Sapi, pembuatan sumur bor, pengolahan lahan, gaji sebanyak 6 orang pembantu peneliti dan pakan ternak serta biaya pelaporan dan beberapa kunjungan ke Jakarta. Demikian salam,” jelas Burhanuddin. (***)

  • Bagikan