Tidak hanya itu, semangat Rendi untuk menempuh pendidikan tetap menyala. Meskipun menjadi yatim piatu, Rendi berusaha menjalani pendidikan dengan sungguh-sungguh. Saat ini, dia bahkan telah berhasil mencapai status mahasiswa semester II di Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu.
Namun, mimpi Rendi tidak berhenti sampai di situ. Keinginannya untuk berbakti kepada negara membawanya pada hasrat untuk menjadi anggota Polri. Walaupun kabar bahwa menjadi anggota Polri memerlukan biaya yang besar, Rendi menepis semua isu negatif tersebut dengan tekad dan dedikasinya untuk belajar dan berlatih.
Kegigihannya membuahkan hasil. Pada seleksi penerimaan anggota Polri tahun 2023, Muhammad Rendi Ahmad Putra berhasil dinyatakan lulus terpilih. Kini, dia tengah mengikuti pendidikan pembentukan Bintara Polri Gelombang II tahun anggaran 2023 di SPN Polda Sulteng.
“Dalam pencapaian ini, saya ingin berterima kasih kepada keluarga, sepupu, dan tante-tante yang telah merawat saya selama ini,” ucap Rendi dengan penuh rasa syukur.
Rendi meyakini bahwa orang tuanya pasti bangga dengan apa yang telah dicapainya sekarang. Semangatnya untuk belajar dan berusaha tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, tetapi juga menjadi penghargaan kepada orang tua dan keluarganya yang telah berkorban untuk merawatnya.
Tak lupa, Rendi juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada bapak Kapolri dan bapak Kapolda Sulteng, serta seluruh panitia yang telah menyelenggarakan seleksi penerimaan Bintara Polri dengan transparan, bersih, akuntabel, dan humanis. Semoga semua bantuan dan kesempatan yang telah diberikan bisa dijawab dengan balasan dari Allah SWT.
Kisah inspiratif Muhammad Rendi Ahmad Putra ini memberikan pesan kuat bahwa keberhasilan tidak mengenal latar belakang sosial dan ekonomi. Semangat, kegigihan, dan usaha keras adalah kunci untuk meraih mimpi, bahkan di tengah isu-isu kontroversial. Semoga kisah luar biasa ini menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk tidak pernah menyerah dalam meraih cita-cita dan berbakti kepada negara.***(ycn)