Sigi, VoxNusantara – Proyek sumur bor di Desa Sidera, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, yang diharapkan dapat menjamin kebutuhan air bersih bagi masyarakat, justru menjadi keluhan. Pasalnya, sumur bor tersebut nyaris tidak pernah berfungsi sejak selesai dibangun, meskipun menelan anggaran yang diduga mencapai miliaran rupiah.
Proyek ini awalnya dirancang untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat transmigrasi di wilayah SP 1 Sidera. Namun, menurut warga, hasilnya justru mengecewakan.
Hendrik, salah satu warga Desa Sidera, mengungkapkan rasa kecewanya kepada media ini beberapa waktu lalu.
“Sumur ini dibuat supaya kami bisa menikmati air bersih, tapi sampai sekarang tidak ada hasilnya,” keluh Hendrik.
Hendrik menjelaskan bahwa proyek sumur bor ini sempat dilakukan di area perbukitan. Namun, karena tidak menemukan sumber air, lokasi pemboran dipindahkan ke dataran area dekat masjid. Meskipun air sempat mengalir, penggunaan sumur bor tersebut tidak bertahan lama.
“Kasihan kita masyarakat disini sangat kesulitan air bersih. Padahal sempat adanya sumur ini, kita lalu senang, tapi ternyata hanya sesaat saja,” ujarnya.
Ia juga menyebut bahwa anggaran tersebut jika tidak salah dilontarkan oleh, PU Kabupaten Sigi atau Balai Wilayah Sulawesi II (BWS II).
“Kalau tidak salah dari PU kabupaten Sigi atau Balai Sungai itu yang kerjakan ini,” ungkapnya.
Senada dengan itu, salah seorang warga SP1 yang enggan namanya disebut juga membenarkan bahwa ada pemboran sumur lalau di wilayahnya. Hanya saja, katanya, untuk kegunaan airnya pemakaian tak lama.
“Sempat lalau kita pake, tapi tidak lama. Katanya sih, alatnya itu (Panel) itu di curi orang, sehingga tak berfungsi lagi. Memang kami disini kalau air sangat susah, olehnya kami meminta perhatian dari pemerintah setempat,” tandasnya.
Sedangkan, dari pantauan awak media ini bahwa benar, ada pembuatan sumur bor di Desa Sidera itu. Namun, nampak tak terlihat sumur itu mengeluarkan air.
Bahkan, sumur itu tak terawat, dan alat-alat lain sudah di obrak abrik. Dan bahkan alatnya separuh hilang.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Sigi, Edy Dwi Saputro alias Edy Mills dihubungi media ini via WhatsAppnya mengatakan bahwa pekerjaan tersebut bukan pekerjaan pihaknya.
“Saya mau pastikan dek, bahwa itu bukan pekerjaan dari kami,” tulisnya.
Sedangkan, Kepala Balai Sulawesi III Palu, Dedi Yudha Lesmana dikonfirmasi media ini terkait proyek tersebut, Kamis (13/12)24) hingga berita ini diterbitkan, belum memberikan jawaban.
Sedangkan, salah satu pegawai di BWS III tersebut mengugkapkan bahwa proyek tersebut adalah proyek dari BWS III namun, sudah diserah terimakan ke UPTD Transmigrasi.*
Penulis: yohanes