Palu, VoxNusantara,- Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK., M.Kes, mewakili Gubernur Dr. H. Anwar Hafid, M.Si, menghadiri Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II secara virtual bersama Presiden RI, Kamis (5/6).
Kegiatan ini berlangsung dari Desa Labuan Panimba, Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala.
Turut mengikuti kegiatan ini secara daring jajaran Forkopimda Sulawesi Tengah, di antaranya Kapolda Irjen Pol. Dr. Agus Nugroho, Danrem 132/Tadulako Brigjen TNI Deni Gunawan, Kabinda Brigjen TNI Bobby Prabowo, serta Bupati Donggala Vera Elena Laruni.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Donggala, panen kali ini mencakup perluasan areal tanam (PAT) seluas 54,3 hektare, dengan varietas jagung hibrida sebagai komoditas utama.
Sementara itu, laporan dari Polda Sulteng menunjukkan total luasan lahan panen jagung mencapai 188,85 hektare, dengan estimasi hasil panen mencapai 563,3 ton jagung pipilan kering. Kegiatan ini turut melibatkan jajaran Polres di seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Tengah.
Dalam laporannya, Kapolri menyampaikan bahwa keterlibatan Polri dalam pengembangan ekosistem pertanian berdampak signifikan, termasuk peningkatan produktivitas jagung dari 4 ton per hektare menjadi 9–14 ton per hektare.
Selain itu, Polri turut memberikan jaminan keamanan terhadap petani dari praktik tengkulak dan mendistribusikan peralatan pertanian modern seperti alat uji tanah, alat pengering, serta perangkat penguji kadar air jagung.
Polri juga akan membangun 18 gudang penyimpanan jagung di 12 provinsi dengan total kapasitas 18.000 ton.
Presiden RI Prabowo Subianto dalam sambutannya menyatakan kebanggaan terhadap kontribusi Polri dalam program ketahanan pangan nasional.
“Kita tidak bisa menjadi bangsa yang merdeka kalau tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan sendiri. Ini perjuangan strategis,” tegas Presiden.
Presiden juga optimistis Indonesia akan berhenti mengimpor jagung pada 2026 dan justru berpotensi menjadi negara pengekspor.
Pada kesempatan itu, Presiden meresmikan ekspor perdana 1.200 ton jagung ke Malaysia dengan harga Rp5.900 per kilogram. Dua provinsi lain, yakni Gorontalo dan NTB, akan menyusul dengan ekspor masing-masing 27.000 ton dan 20.000 ton.
“Perjuangan pangan adalah perjuangan untuk keselamatan bangsa. Tujuan kita adalah kesejahteraan rakyat dan kejayaan Indonesia di mata dunia,” pungkas Presiden Prabowo.
Sumber: Biro AdPim Pempov Sulteng