[adrotate group="1"]

Situasi Sulit Dimasa Pandemi, Toko Lintas Agama Hadirkan Gerakan Peduli Kasih Melalui Warung Kerukunan

  • Bagikan

Jakarta,voxsulteng.com-Disaat situasi sulit akibat pandemi Covid-19, yang membawa sejumlah permasalahan bagi masyarakat, disitulah hadirnya toko lintas agama. Selain kesedihan ditinggal keluarga tercinta, kekhawatiran muncul karena ancaman PHK dan bangkrutnya sejumlah usaha. Kehidupan semakin terasa mencekik, disebabkan meningkatnya orang terpapar mengakibatkan pemerintah harus mengambil kebijakan yang tidak popular.

Bahkan, masyarakat harus membatasi diri tidak keluar rumah, agar penularan bisa dicegah. Namun, tanpa kerja berarti juga tanpa penghasilan, di samping itu pula, kebutuhan makan tidak bisa berhenti. Tabungan terkuras. Sampai kapan bisa bertahan? Hal inilah yang menjadi pertanyaan. 

Dikutip dari charonosradio.com, sejumlah tokoh agama dan aktivis, mencoba memberikan semangat dan harapan kepada masyarakat. Dimana, bisa sedikit meringankan beban saat pemberlakuan PPKM Level 4. Kegiatan Setiap hari Rabu telah dilakukan diberbagai tempat di Jakarta.

PBNU, PGLII, Walubi, Matakim dan PHDI menggelar Gerakan Peduli Kasih terhadap masyarakat, dengan menyalurkan paket makanan dan minuman. Warung Kerukunan Lintas Agama itu didirikan untuk membantu meringankan beban para pekerja harian yang terdampak akibat perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hanya dengan Rp5000, siapa saja bisa mendapatkan makanan siap saji, mulai pukul 11.00 WIB sampai 12.00 WIB.

Foto: Toko lintas agama

Gerakan Peduli Kasih disebar di lima titik lokasi, seperti Masjid Almuchlisin Emporium, Pluit Jakarta Utara, dan Jalan Kramat kantor PBNU, dan di Jalan Bintaro Permai Raya No 31, Masjid Almujahidin, serta di Jalan Pesanggrahan Jakarta Selatan, Masjid Al Masyur, Jalan Sawah Lio Raya, Jembatan Lima, Kecamatan Tambora

Kegiatan yang sama dilakukan di Tangerang sementara satu titik lokasi berada di Bumi Serpong Damai (BSD), Sekolahan Solideodi Nusaloka.

Ditengah kegiatan, Ketua Komisi Pelmas PGLII Bp Yewin Tjandra, yang walaupun masi dalam keadaan kurang sehat, akibat kecelakaan di Alor dlm misi Peduli NTT, menyatakan bahwa kegiatan menyalurkan paket makanan dan minuman dapat meringankan beban masyarakat saat pemberlakuan PPKM Level 4 atau 3

Ia menjelaskan, kegiatan ini dilakukan rutin setiap minggu dan akan dilakukan di berbagai tempat di Jakarta dan di berbagai kota lainnya. Seluruh Pengurus Wilayah PGLII didorong untuk melakukan Gerakan Peduli Kasih yang sama. “Doakan agar PGLII dapat terus berbagi dan berbuat bagi kebaikan ditengah pandemi COVID-19”.

Disamping itu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengapresiasi didirikannya Warung Kerukunan atas inisiasi LTM PBNU bersama Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia (PGLII), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), serta Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI).

Ketua PBNU Bidang Dakwah dan Masjid KH Abdul Manan Ghani menegaskan, Warung Kerukunan mewujudkan dua nilai persaudaraan yang selama ini diajarkan oleh para ulama NU yakni ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan) dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan).

“Jadi, dua nilai persaudaraan ada di situ, persaudaran kebangsaan dan kemanusiaan. Dua nilai itu yang sedang dikembangkan. Karena kita kan perlu mengembangkan kebersamaan dan persatuan. Lebih-lebih di saat pandemi Covid-19 ini yang mengakibatkan dampak bagi kita semua,” tutur Kiai Manan saat ditemui di Gedung PBNU, Jl Kramat Raya 164 Jakarta, Rabu (28/7/2021).

Tokoh Agama Peduli Kasih

Ketua Komisi Lintas Agama PGLII Pendeta Yesaya Suharsono menegaskan bahwa keberadaan Warung Kerukunan ini sebagai bentuk kepedulian yang diberikan para tokoh agama kepada umat dan masyarakat.

Foto: Toko lintas agama

“Kita sebagai tokoh agama, tidak hanya peduli terhadap iman, tetapi imun juga tetap harus dijaga. Kami memberikan bantuan kepada saudara-saudara kita pekerja harian. Kami ingin meringankan mereka. Dengan cara seperti ini, walaupun tidak banyak, tapi kami sudah melangkah dan memperhatikan mereka. Kami mengasihi dan peduli mereka,” katanya.

Warung Kerukunan menunjukkan bahwa para tokoh agama sama-sama memiliki beban dan tidak boleh ada lagi perbedaan tentang kemanusiaan. Terbukti, katanya, Warung Kerukunan tersebut mendapat respons yang sangat baik dari masyarakat. “Ini bukan lagi urusan organisasi atau lembaga, tapi urusan kemanusiaan yang harus segera kita lakukan.

Sekarang waktunya kita bersama-sama. Kita semua rukun dan baik-baik, mengasihi saudara-saudara kita yang sedang kesusahan. Umat harus terus semangat dan sehat,” tegas Pendeta Yesaya. Senada, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Walubi Romo Asun Gotama menuturkan bahwa upaya yang dilakukan para tokoh agama ini sebagai bentuk kepedulian.

Tokoh agama dari masing-masing organisasi keagamaan bahu-membahu membantu masyarakat yang membutuhkan. “Maka kami membentuk kemasan nasi dengan berbagai macam lauk-pauk, dengan sekadar infak (Rp5000) agar mereka bisa mendapatkan makanan yang layak. Ini yang kami lakukan sebagai bentuk kepedulian.

Inilah sumbangsih nyata kita kepada masyarakat. Kami, tokoh-tokoh agama peduli kepada bangsa dan negara ini,” ucapnya. Kepada warga masyarakat, agar tetap memperhatikan protokol kesehatan, dengan menjaga jarak, hindari kerumunan dan wajib memakai masker juga mencuci tangan, hindari kerumunan dan tidak bepergian keluar rumah***

  • Bagikan