Palu, VoxNusantara,- Diawal masa kepemimpinannya, Gubernur Sulawesi Tengah, Dr. Anwar Hafid, M.Si mulai menjalankan langkah strategis untuk membangun sulawesi tengah dibawah payung BERANI. Kemarin, Rabu (5/3) Gubernur mengundang Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Dr. Faidul Keteng, S.T., M.Si., M.T, Kepala Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air (Cikasda) Dr. Andi Ruly Djanggola, S.E., M.Si, serta Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Abdul Haris Karim, S.T., M.M dalam rapat koordinasi yang berlangsung di ruang kerja Gubernur.
Rapat ini bertujuan untuk mengevaluasi kesiapan tiga perangkat daerah dalam meningkatkan konektivitas wilayah dan kesejahteraan masyarakat melalui program unggulan BERANI. Fokus utama pembahasan mengarah pada program BERANI LANCAR, yang menargetkan pembangunan 1000 KM tol desa dalam lima tahun ke depan guna membuka akses ke desa-desa yang selama ini terisolir. Program ini diharapkan dapat memperlancar mobilitas masyarakat serta mempercepat pertumbuhan ekonomi, akses pendidikan, dan layanan kesehatan di daerah terpencil.
Dalam pemaparannya, Dinas BMPR menyampaikan rancangan desain jalan tol desa, termasuk spesifikasi teknis seperti lebar perkerasan jalan, lebar bahu jalan, serta pilihan material dan ketebalan perkerasan sesuai kebutuhan.
Selain itu, pembahasan juga mencakup program BERANI MENYALA, yang memastikan penyediaan akses air bersih kepada masyarakat. Program ini berada di bawah tanggung jawab Dinas Cikasda. Sementara itu, BERANI SEJAHTERA, yang salah satu indikatornya adalah revitalisasi Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu), akan dijalankan oleh Dinas Perkimtan.
Setelah mendalami daftar rencana anggaran yang dipaparkan, Gubernur Anwar Hafid menekankan pentingnya efisiensi dalam pengelolaan anggaran. Ia meminta ketiga dinas untuk menyortir pos-pos anggaran yang tidak bersifat prioritas agar dapat ditunda pelaksanaannya. Anggaran tersebut akan dialihkan ke program-program yang berdampak langsung pada masyarakat, seperti penurunan angka kemiskinan, pengentasan stunting, serta percepatan pembangunan hunian tetap (huntap) bagi warga penyintas bencana 2018, yang hingga kini masih tersisa 78 unit.
Lebih lanjut, guna menyiasati besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur, gubernur menginstruksikan agar proyek-proyek tersebut diupayakan melalui skema multiyears (tahun jamak). Hal ini dilakukan sebagai bentuk adaptasi terhadap keterbatasan anggaran akibat kebijakan efisiensi.
“Telusuri kembali anggaran, kita tidak mau membuang uang untuk sesuatu yang sifatnya sementara tetapi justru membuat rakyat sengsara,” tegas Gubernur Anwar Hafid.
Dengan strategi yang terarah ini, Gubernur optimis program BERANI dapat dieksekusi dengan baik oleh perangkat daerah, sehingga mampu mengakselerasi pembangunan Sulawesi Tengah.
Rapat koordinasi ini turut dihadiri oleh Wakil Gubernur dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK., M.Kes, Sekretaris Provinsi Dra. Novalina, M.M, Asisten Perekonomian dan Pembangunan merangkap Plt Kepala BPKAD Dr. Rudi Dewanto, S.E., M.M, serta para pejabat administrator dan pengawas dari ketiga dinas terkait. *
Sumber: Biro AdPim Pemprov Sulteng