Palu, VoxNusantara,- Gubernur Sulawesi Tengah, Dr. Anwar Hafid, M.Si, menghadiri acara Pengukuhan Pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Sulteng masa bakti 2023-2028 di Gedung Pogombo, Sabtu (15/3).
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kadis Kesehatan dr. Komang Adi Sujendra, Sp.PD, Direktur RSUD Undata drg. Herry Mulyadi, M.Kes, Ketua IBI Sulteng Euis Bianca, S.K.M., M.Kes, serta perwakilan organisasi profesi kesehatan, organisasi perempuan, pimpinan perguruan tinggi kebidanan, dan mitra kerja.
Meski bertepatan dengan hari libur dan bulan puasa, Gubernur Anwar Hafid tetap bersemangat menyampaikan pesan kolaboratif kepada IBI. Ia menekankan pentingnya sinergi antara bidan dan pemerintah dalam mendukung program BERANI Sehat, terutama dalam menurunkan angka kematian ibu melahirkan, bayi, serta kasus stunting di Sulawesi Tengah.
Program BERANI Sehat sendiri merupakan program unggulan yang memungkinkan warga Sulteng berobat di rumah sakit dan fasilitas kesehatan mana pun di Indonesia, selama layanan tersebut telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Warga hanya perlu membawa KTP Sulteng sebagai bukti saat mengakses layanan kesehatan.
Dalam pidatonya, Gubernur Anwar Hafid mengajak pengurus IBI menciptakan program-program realistis yang siap didukung oleh pemerintah provinsi. Menurutnya, kolaborasi dan sinergi adalah kunci utama dalam mencegah kematian ibu melahirkan. Ia juga membagikan pengalaman suksesnya saat menjabat sebagai Bupati Morowali, di mana ia mencetuskan program kewaspadaan desa terhadap ibu hamil. Setiap rumah yang dihuni oleh ibu hamil wajib memasang bendera sebagai tanda siaga, sehingga masyarakat sekitar turut menjaga keselamatannya.
“Alhamdulillah, saat itu di Morowali angka kematian ibu melahirkan menjadi nol,” kenangnya. Ia juga menerapkan perjanjian kinerja dengan Kepala Dinas Kesehatan Morowali, di mana jika terjadi kematian ibu atau bayi, pejabat terkait harus bersedia mundur dari jabatannya.
Terkait upaya pencegahan stunting, Gubernur Anwar Hafid memiliki ide yang serupa dengan program Makan Bergizi Gratis, tetapi kali ini dengan fokus pada balita, bukan pelajar. Ia menekankan bahwa pemenuhan gizi harus dimulai sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan.
“Kalau sejak kecil tidak cukup gizi, akan susah ditangani saat besar,” ujarnya. Oleh karena itu, edukasi kepada orang tua dan keluarga mengenai pencegahan stunting dan pemberian gizi seimbang harus terus digalakkan.
“Perilaku kurang baik dari orang tua akan ikut berkontribusi terhadap gizi buruk,” lanjutnya. Ia berharap agar keluarga turut bertanggung jawab dalam membantu menurunkan prevalensi stunting di Sulawesi Tengah.
Dalam suasana yang lebih santai, Gubernur Anwar Hafid juga sempat bercanda dengan menyebut Wakil Gubernur dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK., M.Kes sebagai “Gubernur Kesehatan.”
“Wakil saya orang kesehatan asli 24 karat dan jangan diragukan kemampuannya,” ujarnya, menjelaskan bahwa seluruh urusan kesehatan telah ia delegasikan sepenuhnya kepada Wakil Gubernur yang memang berlatar belakang medis.
Menutup pidatonya, ia menyampaikan keyakinannya bahwa pembangunan kesehatan di Sulawesi Tengah akan semakin maju di masa depan dengan dr. Reny Lamadjido sebagai panglima kesehatan.