[adrotate group="1"]

Sesar Mamuju Thrust Pernah 3 Kali Tsunami

  • Bagikan
Photo: BMKG Public Relations

Voxnusantara.com-Badan Mateorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menduga gempa Magnitudo (M) 5,0 (Dimuktahirkan M 4,9), yang baru saja mengguncang wilayah Sulawesi Barat (Sulbar), Minggu (26/9/21) pukul 17:32 WITA, sore kemarin disebabkan oleh adanya aktivitas sesar Naik Mamuju atau Mamuju Thrust.

“Jenis gempa ini merupakan jenis gempa kerak dangkal (Shallow crustal earthquake), ini diduga kuat dipicu oleh aktivitas sesar Mamuju Thrust dengan mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault),” Kepala Bidang (Kabid) Mitogasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.

Lebih lanjut, Daryono mengungkapkan, keberadaan sesar Mamuju Thrust selama ini tentu, telah menjadi penyebab dari banyaknya aktivitas gempa signifikan dan merusak di wilayah Sulawesi Barat. Termasuk, katanya, penyebab gempa pada 15-16 Januari 2021 yang berpusat di Majene tersebut.

“Sesar Mamuju Thrust penyebab banyaknya aktivitas gempa, ini seperti yang terjadi pada 23 Desember 1915, 11 April 1967 (M 6,3), 23 Februari 1969 (M 6,9), 6 September 1972 (M 5,8), 8 Januari 1984 (M 6,7), 7 November 2020 (M 5,3) dan 15-16 Januari 2021,” rincinya.

Jika kita mencatat sejarah, ungkap Daryono, sesar ini telah menyebabkan 3 (tiga) kali tsunami di pantai barat, Sulawesi Barat, yaitu pada 8 Januari 1984 (M 6,7), 11 April 1967 (M 6,3) dan 23 Februari 1969 (M 6,9). “Wilayah Sulawesi Barat memang dikenal sebagai kawasan seismik aktif dan kompleks, karena terdapat jalur lipatan dan sesar naik (Fold and thrust belt) di lepas pantai dan wilayah pesisir,” jelasnya.

Sehingga, ujarnya, terkait gempa M 5,0 yang baru terjadi, itu sulit diprediksi, apakah merupakan gempa pendahuluan (Foreshock) atau bukan, karena aktivitas gempa kuat yang tidak dapat diprediksi, akunya.

“Gempa M 5,0 belum menyebabkan satu kali pun gempa susulan (Aftershock) setidaknya hingga pukul 20:43 WITA. Meski demikian, saya meminta masyarakat dan instansi Pemerintah, untuk tetap melakukan upaya mitigasi, agar menekan resiko bencana yang terjadi di masa yang akan datang,” imbaunya.***

Penulis: ISEditor: Yohan
  • Bagikan