Poso,voxnusantara.com- Meneguhkan soliditas untuk memberantas terorisme, Polres Poso menggelar Focus Group Discussion (FGD), di Aula Andi Sappa Polres Poso, Kamis (23/12/21).
FGD tersebut, turut dihadiri tim kontra radikal Program Prioritas Kapolri dari Divhumas Polri dipimpin Kombes Pol Slamet Widodo, SIK, yang juga Kabag Prodduk Biro PID Divhumas Polri.
“Sikap atau faham radikalisme dan terorisme, hendaknya tidak dikaitkan pada suatu agama tertentu. Pemberantasan radikalisme, terorisme dan komunisme adalah masalah yang kompleks. Hal ini bukan tugas aparat keamanan saja, tetapi tugas kita semua,” jelas Kombes Pol Slamet Widodo saat membacakan sambutan Kadivhumas Polri.
Lebih lanjut, ia mengatakan, kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat, bukan saja mempersulit pemberantasan, tetapi juga akan memberikan ruang hidup bagi para teroris. Maka, ujarnya, permasalahan itu yang perlu kita kupas melalui FGD hari ini.
Sementara itu, narasumber yang dihadirkan tim divhumas Polri Mohammad Nur Ahsan, S.Th.i, M.S.I mengatakan, orang Poso adalah masyarakat yang sangat memahami arti penting hidup rukun dan damai.
“Ini tampak dalam semboyan Sintuwu Maroso (Kuat Dalam Persatuan). Meski pernah terjadi konflik dengan beberapa kasus terorisme, Poso kini bangkit dan berkembang cukup pesat. Kondisi tersebut perlu dipertahankan dan ditingkatkan, dengan menghilangkan kecurigan antar sesama, termasuk kepada pemerintah,” ungkapnya.
Tidak jarang, jelasnya, kecurigaan terhadap sesama dijadikan pintu masuk oleh oknum tertentu, dalam menyebarkan radikalisme dan terorisme. Prasangka buruk adalah hal yang dilarang oleh ajaran agama. dari perspektif Islam, suuzhan hanya melahirkan dampak negatif bagi pribadi maupun masyarakat, ujarnya.
“Oleh karena itu, saya berharap adanya kolaborasi atau sinergitas antara pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama dan lapisan masyarakat, untuk bersama mencegah faham radikalisme, terorisme dan intoleransi di bumi Sintuwu Maroso ini,” tandasnya.***