Palu,VoxNusantara.com- Dalam upaya pengendalian inflasi daerah dan menyambut Idul Fitri 1445 Hijiriah, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Persatuan Jaksa (Persaja) Indonesia, bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulteng menggelar pasar murah selama dua hari.
Pasar murah tersebut dilaksanakan mulai hari ini, Senin 1- Selasa 2 Maret 2024, yang dilaksanakan di Halaman Kantor Kejati Sulteng, Jalan Samratulangi, Kota Palu.
Pasar murah tersebut menyediakan berbagai kebutuhan pokok seperti, beras, telor, minyak goreng dan lain sebagainya
Dalam sambutannya Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sulteng melalui Wakil Kepala Kejati Sulteng Pipuk Firman Priyadi mengatakan bahwa menyambut Hari Raya Idul Fitri 1445 H dan penanganan pengendalian inflasi di daerah Sulteng harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok ikut mengalami fluktuasi seperti halnya pada momen seperti pada saat ini.
“Dengan kegiatan pasar murah diharapkan dapat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pangan murah dalam menjalankan ibadah puasa ramadhan dan menyambut idul Fitri 1445 H, meningkatkan daya beli masyarakat, menekan terjadinya gejolak harga barang kebutuhan pokok di pasaran serta untuk pengendalian inflasi daerah,” bebernya.
Ia menuturkan, pergerakan harga menunjukan peningkatan sejak memasuki awal puasa terjadi pada beberapa komoditi pokok masyarakat seperti pada komoditi beras, gula pasir, daging ayam, telur ayam dan beberapa komoditi lainnya.
Olehnya kata dia, diperlukan penanganan dari semua stakeholder sehingga upaya pengendalian inflasi daerah terus menerus dilakukan disetiap daerah Provinsi, Kabupaten/Kota seluruh indonesia dengan melakukan sinergi atara pusat dan daerah serta menjaga produksi dalam negeri.
Selain kegiatan pasar murah sebut dia, beberapa langkah antisipasi telah dilakukan adalah dengan melakukan pemantauan harian harga dan ketersediaan barang butuhan pokok sebagai deteksi dini kenaikan harga dan langkaan barang kebutuhan pokok, melakukan komunikasi publik baik melalui berbagai forum dan media untuk menjaga psikologis pasar agar masyarakat tenang dan tidak panic buying serta mendorong kerjasama antar daerah untuk menjamin kemandirian pangan.