Palu,voxnusantara.com- Sangat disayangkan, sampai saat ini masih ada sekolah yang melaksanakan Proses Belajar Mengajar (PBM) di gedung yang rusak akibat di guncang gempa bumi 28 September 2018 Silam. Salah satu sekolah yang ditemui media ini adalah Sekolah Dasar Negri (SDN) Tondo, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), dimana nampak terlihat masih banyak ruangan yang retak pada gedung tersebut.
Padahal, sudah hampir memasuki 4 tahun pasca terjadinya gempa bumi yang mengguncang Kota Palu, Sigi, dan Donggala, namun terkait rehab rekon seakan tutup mata. Nyatanya, masih banyak gedung yang belum tersentuh, apalagi menyangkut gedung sekolah yang merupakan tempat dimana anak-anak harus menimba ilmu.
Bahkan, sampai ada juga gedung yang sudah mengalami rusak berat, namun belum juga adanya perbaikan. “Inilah keadaan SDN Tondo yang gedungnya sudah koyak-koyak dan satu gedung tersebut terdiri dari 3 kelas. Yang rusak berat mulai dari pondasi, lantai yang terangkat, dinding penutup kap atau kuda-kuda atas yang retak-retak, seperti terpotong yang bisa sewaktu-waktu bisa jatuh membahayakan peserta didik kelas 6A, 6B dan kelas 3B,” kata Kepsek SDN Tondo, Hijrah, Spd, via WhatsApp, Kamis (11/8/22).
Ia juga menceritakan bahwa untuk pagar belakang juga belum tersentuh bantuan yang semua roboh sepanjang 44 meter di belakang dan samping. Yang mana, katanya, sekarang menjadi tempat orang lewat. “Sudah pernah ditutup dengan seng bekas, namun hilang satu-satu, entah kemana semua seng penutup yang ada,” ungkapnya.
“SDN Tondo yang tersedia kelas cuman 10 ruang, sedangkan rombongan belajar ada 12 kelas. Jadi sekolah kami 2 kelas masuk siang, karena kekurangan kelas. Kelas yang ada 10 itu cuma 7 yang baik yang satu gedung yang terdiri 3 kelas itu yang rusak berat dari pondasi sampai atas. Pernah sudah diperiksa dari dinas katanya itu membutuhkan biaya yang besar, karena bukan rehab to, tapi bangun baru, jadi semoga ada bangunan dua tingkat yang ada,” ujarnya sambil berharap.
Lebih jauh ia mengungkapkan, padahal pihaknya, khususnya ia selaku kepsek miris dan sedih melihat bangunan yang SDH tidak layak dipakai masih ditempati dengan alasan keamanan, apalagi kita ini berada pada daerah rawan gempa. Miris dan sedih melihat bangunan tersebut, bila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, kami sudah membuat proposal permintaan bangunan dan penambahan kelas yang kurang, ceritanya.
“Akibat dari pagar yang rusak juga, maka sudah banyak yang dicuri, seperti printer, infocus, laptop, semuanya hilang karena pencuri lewat belakang. Padahal, sekolah ini setiap tahun banyak peminatnya dan tahun ajaran 2022/2023 barusan belum Juli 2022 SDN yang terbanyak pendaftar murid barunya yang mencapai 100 pendaftar. Dan murid sekarang berjumlah 330 peserta didik, dengan pendaftar peserta didik baru yang terbanyak di wilayah Tondo,” cetusanya.***