Palu- Warga di Jalan Tanggul Selatan, Kecamatan Palu Selatan, Kelurahan Birobuli Selatan, Kota Palu harus menerima kenyataan. Dimana saat hujan turun air dari saluran tanggul akan meluap ke permukiman penduduk. Dari pantauan Media ini, entah kemana saluran pembuangan air tersebut, dimana malah pembuangannya hanya menuju rumah warga disekitaran area bawa Tanggul.
“Ia air di Tanggul ini sering meluap, biasa masuk di rumah yang bagian bawa ini dan rumah sekitar pasar. Soalnya ini tidak tau kemana ini air, karena kelihatan kaya sudah tidak ada lagi Tanggul ini, ini saja sudah rata dengan jalan,” kata Salma, salah satu warga di Jalan Tanggul Selatan, Jumat (9/9/22).
Salma menjelaskan, air tersebut bukan lagi mengalir menuju kebawah sana yakni menuju arah Tanggul Selatan kebawa ini, tapi malah ini dia kearah pemukiman warga ini. “Barukan kalau kita liat saluran drainasenya ini hanya sampai di bawa situ saja, nah ini rumah warga yang sasaran,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Satker TPOP Sulteng Satya Wicana mengatakan sejak bencana 2018, saluran di Tanggul Selatan ke Utara praktis hanya berfungsi sebagai saluran pembuang untuk air dan sedimen yang bersumber dari Sungai Ngia dan Sungai Mamara. Yang seyogyanya saluran irigasi di jl Tanggul Selatan dan Utara sejak terbangun bukan berfungsi sebagai saluran pembuang air sungai.
“Untuk 2021, karena terjadi banjir, kami berkolaborasi dengan Balai Wilayah Sungai Sulawesi III (BWSS III) untuk mengeruk sedimen di saluran. Kami menanggung BBM dan upah operator alat berat sedangkan BWSS III menanggung alat berat dan operator,” kata Oca sapaan akrab Satker TPOP itu, Sabtu (10/9/22) saat ditanyai media ini.
Untuk kegiatan rehabilitasi dan perbaikan saluran, kata Oca, sejak bencana tidak diprogramkan, karena itu masuk dlm agenda rehab rekon ADB dan JICA melalui BWSS III. Ia mengungkapkan, persoalan intinya adalah perlunya segera penanganan sungainya untuk dikendalikan sedimennya.
“Kalau saluran yang ada di Tanggul Selatan Utara hanya dapat mengalirkan air untuk di buang, namun bila dengan sedimen saluran itu tidak akan mampu membawanya, karena kecepatan alirannya lambat (kemiringan dasar saluran landai),” ujarnya.
Bahkan, katanya, perlu dicari alternatif lain dengan cara merubah aliran air sungai (tdk ke arah Jln Tanggul). Dengan demikian bila terjadi hujan dengan intensitas tinggi, permukiman tidak akan terancam air dan sedimen, jelasnya.
“Ada rencana. Tadi malam (read) saya telpon teman di PU Kota dan BWSS III untuk kembali berkolaborasi dalam penanganannya. Saluran itu asset BWSS III, sehingga bila instansi lain ingin menangani wajib koordinasi ke BWSS III dan bekerjasama dengan OPD Kota maupun Provinsi untuk pelayanan ke masyarakat.
“Kegiatan di tempat saya hanya pembersihan saluran yang bersifat berkala (tidak menggali sedimen pakai alat berat). Tahun 2021, kami membersihkan saluran dengan melibatkan tenaga dari saudara-saudara kita dari Tatura dan Burobuli. Namun demikian, kalau ada alat berat dan dump truck dari BWSS III, Dinas kami siap menanggung BBM dan upah operator alat berat dan dump truck,” tandasnya.
Sedangkan Kepala Balai (Kabalai) BWSS3 III Taufik, D.,ST.,MT, dihubungi media ini, Senin (12/9/22) via WhatsApp ke nomor 0823-47xx-xxxx sampai berita ini dinaikan engan berkomentar alias bungkam. ***