Makasar,voxnusantara.com– Konferensi Studi Regional (KSR) Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Komisariat Daerah XI Sulawesi dilaksanakan di Makassar pada tanggal 17 s/d 22 Desember 2021.
Petrus Dala, dalam laporannya menyampaikan, KSR dihadiri oleh Cabang dan Calon Cabang Se-Regio XI Sulawesi yakni, Cabang Makassar, Toraja, Palu, Kendari, Palopo & Calon Cabang Gowa, dengan jumlah delegasi sebanyak 40 orang.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Keuskupan Agung Makassar, pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, pemerintah kota Makassar, DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Alumni PMKRI Cabang Makassar, Polda Sulawesi Selatan dan Polrestabes kota Makassar atas kontribusnya, baik moril mau pun materil dalam menyukseskan kegiatan ini,” kata Petrus.
Sedangkan, Komisariat Daerah XI Sulawesi, Yakobus Paul mengatakan, KSR merupakan pembinaan formal sekaligus forum ilmiah berorientasi mengkaji isu-isu regional dan juga menjadi ajang silahturahmi antara Cabang se-regio untuk tetap menjaga nilai-nilai PMKRI di setiap insan kader.
Kegiatan KSR, kata Ykobus, mengangkat tema “Positioning Sulawesi dan Peran PMKRI Dalam Menyambut Ibukota Baru” dan sub tema “Membangun Ibukota Berbasis Ekologis” diawali dengan misa dan sidang kehormatan, Seminar Nasional dua Sesi, Sharing Season, Focus Group Discussion dan Pleno. Dinamika Pleno kegiatan KSR, kata dia, penuh dengan retorika ilmiah yang berbasis data dalam mengkaji setiap personel dicabang masing-masing.
“Kelompok Focus Group Discussion fokus pada produksi domestik bruto, ketahanan pangan, pembangunan ekologis, potensi daerah dan positioning Sulawesi, khususnya dibidang kemaritiman, pertahanan dan positioning PMKRI dalam menyambut ibukota baru.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada PMKRI Cabang Makassar dan seluruh panitia pelaksana atas kerja keras dan kerjasamanya dalam menyukseskan kegiatan ini,” tandasnya.
Selanjutnya, Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI Sanctus Thomas Aquinas Periode 2020-2022, Benidiktus Papa memberikan tantangan Regio XI Sulawesi. Ia mengatakan, KSR harus berkualitas. “Tolok ukurnya ialah alur prosesnya jelas dan terukur, kemudian rekomendasi sebagai bagian dari out put harus tepat sasaran dan diterima oleh setiap stakeholder dan layak dipakai,” tegasnya.***