[adrotate group="1"]

Korlap Almatarak: BEMUT Seakan Menjatuhkan Aksi Almatarak

  • Bagikan

Voxnusantara.com- Koordinator Lapangan (Korlap) gerakan Aliansi Mahasiswa Tadulako Bergerak (Almatrak) angkat bicara terkait tanggapan Presma Untad. Kurniawan (Korlap) mengatakan, gerakan Almatrak, melakukan gerakan ril aksi mahasiswa, yang tidak ditunggangi oleh pihak mana pun.


Dimana, kata dia, aksi tersebut meminta rektor dengan tegas dalam hal ini proses dan tuntut perilaku oknum yang merusak citra nama baik Untad dan menekankan, bahwa jangan rusak nama baik kampus kami tercinta atas ambisi dan kepentingan kelompok.


“Sangat disayangkan, gerakan itu di tanggapi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEMUT) yang seakan menjatuhkan gerakan ini. BEM Untad secara tidak langsung, menganggap aksi Almatarak di tunggangi,” kata Kurniawan melalui rilis yang diterima media ini, Minggu (19/9/21) malam. 


Ia mengatakan, Presma untad sebagai pimpinan mahasiswa haruslah dapat berfikir dan bisa bertindak lebih bijak lagi, karena lahirnya sebuah gerakan ini merupakan satu tanda bahwa kalian seakan tidak peka dengan adanya kondisi saat ini.


“Dikutip dari media celebesta, Ketua BEMUT Moh. Wiranto Basatu menuding aksi Almatarak seakan di sembunyikan dan dilakukan secara mendadak. Iya juga mempertanyakan tujuan aksi Almatarak karena tidak adanya konsolidasi ke BEM Untad, iya juga mengatakan bahwa BEM Untad sampai hari ini masih independen dan tidak berpihak ke siapapun dan fokus pada kemajuan Untad,” ujarnya.


Sehingga, lanjutnya, lagi-lagi hal ini begitu sangat di sayangkan. BEM selama ini ada dimana, ketika ada gerakan dari Almatarak, barulah seketika angkat bicara seolah nama baik Untad. Aanya Almatarak saat ini, ungkapnya, karena tak adanya wadah kami untuk berdiskusi. Adanya BEM Untad seharusnya membangun forum diskusi di internal kampus mahasiswa Untad. Bukankah presma sebagai pimpinan lembaga BEM Untad yang harus menaungi kami  semua justru malah ikut ikutan merusak citra nama baik Untad, cetusnya.


Bahkan, tegasnya, hal ini dapat dilihat ketika BEM Untad memfasilitasi dan terlibat oleh kepentingan oknum/kelompok yang merusak citra Untad, dengan melakukan live streaming dengan judul oligarki di lingkungan Untad. Apakah itu di sebut posisi independen tidak memihak ke siapapun?Apakah saat itu Presma amnesia dengan mengikuti kegiatan tersebut?, tanyanya.


Maka, lanjut dia, ketika lahirlah sebuah gerakan dari Almatarak yang merupakan mahasiswa Untad, presma terkesan kocar-kacir mencari ruang di mana ia dapat berbicara. Justru yang seharusnya sebagai pimpinan mahasiswa dapat membuka forum kepada seluruh mahasiswa Untad, termasuk Almatarak yang merupakan rakyatnya sendiri dan harus ia fasilitasi, ungkapnya.


Ia menambahkan, lagi-lagi dimana BEM sebagai lembaga yang seharusnya membuka ruang diskusi untuk seluruh mahasiswa, di mana dalam hal ini membahas persoalan-persoalan yang saat ini merusak citra nama baik Untad, bukan malah justru disibukkan pula dengan proposal-proposal kegiatan yang jauh dari persoalan kampus dan mahasiswa sekarang ini.


“Perlu kami tegaskan pula, jangan jadi seperti cicak yang hidup di zaman Nabi Ibrahim kala itu. BEM terlihat seperti tubuh yang tak bernyawa.Harapan kami, apa yang kami lakukan merupakan sebuah cambuk bagi oknum yang merusak citra Untad. Selain cambuk itu, aksi ini juga ibaratkan air yang membangunkan kepekaan seluruh masyarakat Untad yang lagi lelap dalam tidurnya.


Lagi dan lagi, tanpa henti kami ingatkan dan inginkan bahwa marilah kita semua bersatu untuk bagaimana kita sebagai masyarakat Untad berlomba membuat karya agar dapat mengharumkan nama universitas yang kita cintai, bukan malah sebaliknya,” pungkasnya.***


Reporter: Yohanes

  • Bagikan