Poso- Wahana Visi Indonesia (WVI), organisasi kemanusiaan Kristen yang fokus terhadap anak tanpa membedakan suku, agama, ras dan gender, bersama PT Syngenta dan Sentra Nipotowe mewujudkan komitmennya dalam pemerataan peningkatan kesejahteraan semua petani dengan mengukuhkan kelompok petani difabel pertama di Indonesia, Kelompok Tani Istimewa NK.
Pengukuhan tersebut dilakukan dalam Kegiatan Expo dan Launching Kelompok Tani Istimewa di desa Rompo kecamatan Lore Tengah kabupaten Poso dan dibuka langsung oleh Bupati Poso yang diwakili oleh kepala Dinas Pertanian Kabupaten Poso, Kamis (1/9/22).
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Poso, Suratno, SP dalam sambutannya turut memberikan apresiasi tinggi kepada WVI dan PT Syngenta Indonesia yang menginisiasi pengukuhan Kelompok Tani Difabel NK dan memberikan ruang kepada petani Istimewa (difabel) untuk melakukan budidaya jagung di desa Rompo. Ia mendorong agar sinergitas yang baik ini dapat terus berkelanjutan di masa yang akan datang dan di wilayah wilayah lain di kabupaten Poso.
“Saya berharap kegiatan ini dapat memberikan dorongan semangat dan motivasi bagi para petani dan keluarganya dalam rangka pemulihan ekonomi masyarakat sekaligus untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19 di daerah yang kita cintai bersama,” ungkap Suratno.
Sedangkan, Regional Sales Manager PT Syngenta wilayah Sulawesi Maluku, Bahtiar Manadjeng menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud cinta perusahaan kepada Kelompok petani difabel. Bahtiar menambahkan bahwa pihaknya akan terus mendukung Kelompok Tani Istimewa NK dengan menyerahkan 100 kg benih NK 212 untuk perluasan lahan tanam jagung seluas 5 Ha. Selain itu, bersama mitra lainnya, perusahaan akan menfasilitasi terbentuknya salah satu retailer Difabel di desa Rompo yang dikelola oleh petani Difabel sehingga kelompok difabel bisa memiliki peluang usaha bukan hanya menjadi petani jagung saja, ungkapnya.
“Kami ingin mereka diberikan kesempatan yang sama seperti petani yang lainya, kami bukan hanya sekedar melatih petani untuk menanam tapi kami mengajari petani dengan berbisnis juga,” jelas Bahtiar.
Dilain kesempatan, General Manager Wahana Visi Indonesia wilayah Sulawesi Maluku, Radika Pinto,MH menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bukti bahwa kelompok disabilitas memiliki kapasitas yang dapat mendorong kepedulian terhadap sesama. Ia menegaskan bahwa kolaborasi semua pihak sangat penting membangun kemandirian dan keberlanjutan pada kelompok disabilitas.
“Menemukan mitra yang tepat dan memiliki komitmen yang sama juga menjadi komponen penting dalam membangun modal sosial bagi kelompok disabilitas dan kelompok rentan, termasuk anak anak. Karena itu WVI berterimakasih kepada PT Syngenta dan Sentra Nipotowe atas kerjasama yang terwujud bersama pemerintah desa Rompo Kabupaten Poso,” ujar Radika.
Kepala Desa Rompo, Alpius R. Tamaripi menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Wahana Visi Indonesia, PT. Syngenta dan Sentra Nipotowe karena telah memberikan perhatian yg begitu besar kepada kelompok difabel. Melalui kolaborasi ketiga pihak, kaum difabel kini mampu menanam jagung di demoplot yang hasilnya bagus yang bisa menjadi contoh bagi petani jagung lainnya.
“Selaku pemerintah desa saya akan membantu masyarakat di desa Rompo melalui dana desa pada tahun anggaran 2023 yg sebagian akan digunakan untk pengadaan bibit jagung NK yang sudah terbukti cocok di wilayah ini,” kata Alpius.
Ibu Nureja perwakilan dari Sentra Nipotowe mengungkapkan rasa syukur kepada kolaborasi yang terjalin dalam memberikan support kepada Kelompok disabilitas sehingga mereka bisa berdaya.
“Kami akan menyerahkan bantuan secara simbolis untuk 20 orang anggota kelompok tani Istimewa ini dengan jumlah dana sebesar Rp 48 juta yang nantinya akan diberikan dalam bentuk barang sesuai kebutuhan hasil rapid assessment yang dilakukan sentra Nipotowe bersama dengan WVI dan Syngenta pada bulan Februari 2022 yang lalu,” tutup Nureja.
Acara tersebut turut dihadiri General Manager Wahana Visi Indonesia wilayah Sulawesi Maluku, Regional Sales Manager PT Syngenta Indonesia wilayah Sulawesi Kalimantan, Bimas Kristen Sulawesi Tengah, Camat Lore Tengah dan Lore Utara, 8 kepala desa kecamatan Lore Tengah, Kapolsek, Danramil wilayah Napu, kepala Puskesmas kecamatan Lore Tengah, Kepala BPP kecamatan Lore Tengah dan Lore Utara, dan PPL, Retailer Mahkota Tani dari Kabupaten Buol, Kelompok Tani Istimewa (20 orang) dan 112 petani dari desa rompo dan desa tetangga. ***