Bagi ISL, sapaan akrabnya mengungkapkan, menjadi bupati adalah menjadi seorang ayah bagi rakyat, sementara DPR adalah ibu, dan masyarakat adalah anak-anak yang harus diayomi dan dilindungi.
“Masyarakat tak perlu ragu untuk meminta bantuan, karena bupati adalah sosok seperti orang tua. Kita harus selalu siap membantu dan memahami kebutuhan mereka,” tambahnya.
Tak hanya itu, calon bupati ini juga menekankan bahwa ia lebih bangga menjadi seorang bupati yang miskin dibandingkan menjadi bupati yang kaya.
Menurutnya, kekayaan materi bukanlah ukuran kesuksesan seorang pemimpin, melainkan keberhasilannya dalam menjalankan tugasnya untuk kesejahteraan dan kemajuan masyarakat Parimo.
Pemilihan bupati Parimo akan segera dilaksanakan, dan masyarakat menantikan sosok yang mampu mewujudkan janji-janji tersebut.
Semoga dengan adanya pemimpin yang peduli dan siap menjadi “bupatinya” rakyat Parimo, masyarakat dapat merasakan manfaat nyata dari kepemimpinan yang berfokus pada pelayanan dan kepentingan mereka. *** (ycn)