Parimo,voxnusantara.com– Kementerian Kelauatan dan Perikanan (KKP) menggelar Road to HARKANNAS ke- 9 dengan tema “Menjadikan Ikan Sebagai Solusi Ketahanan Pangan”.
Edisi bincang Bahari itu digelar secara Daring dan Luring, bertempat di Gedung GMB lantai 4 Room Media Center Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Senin (14/11/22).
Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP Erwin Dwiyana SPi MSc salah satu pemateri mengatakan, kegiatan Road to HARKANNAS ke- 9 tahun 2022 dipersiapkan dalam rangka menyambut Hari Ikan Nasional yang akan dilaksanakan di Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah pada hari Puncaknya 21 November 2022.
Dia mengatakan, dunia akan selalu tumbuh populasi penduduk, dan itu akan terus bertambah dan bertambah. Seiring dengan pertambahan populasi tersebut kata Ia, memerlukan atau peningkatan kebutuhan energi yaitu kebutuhan air dan kebutuhan pangan. Pangan menurutnya bisa menjadi komunitas ekonomi dan bisa menjadi komunitas politik.
“Ketika kita mengetahui bahwa kita memiliki sumber daya ikan yang cukup banyak, dan tentunya dengan jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat, maka kebutuhan pangan harus kita penuhi,” ungkapnya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, berkaitan dengan pangan, isu berkembang sejauh ini adalah krisis pangan, karena ada beberapa negara tidak melakukan ekspor dikarenakan harus memenuhi kebutuhan pangan atau ketahanan pangan yang ada di dalam negerinya.
Olehnya, kata Erwin, Indonesia akan memanfaatkan sumber daya ikan dalam negeri khususnya dalam mengahadapi peningkatan pertumbuhan ataupun populasi penduduk dan juga bagaimana memanfaatkan dan mendorong produktivitas kaitanya dengan penyediaan ikan khususnya pada masyarakat serta keterjangkauan ikan bagi masyarakat .
Selanjutnya, ujarnya, permasalahan Nasional yang selalu diangkat atau menjadi konsumsi Publik ada 3 beban di Nasional yaitu, kekurangan gizi, kelebihan berat badan dan kekurangan mikronutrien.
Dari 3 beban Nasional itu ada satu yang menjadi prioritas Pemerintah yaitu Stunting. “Stunting yang kita pahami adalah kekuarangan gizi kronis atau gizi buruk yang berlangsung lama dan menyebabkan anak berat badanya atau tinggi badannya tidak sesuai dengan umurnya.
Dan implikasinya banyak, tidak hanya secara fisik, tetapi dampaknya pengaruh terhadap kemapuan anak dalam menagkap informasi belajar dan menurun didalam produktivitas kerja,” ungkapnya.
Satu hal yang perlu digaris bawahi, Stunting tidak hanya tinggi badan akan tetapi anak yang Stunting ternyata menurut hasil penelitian terganggu perkembangan otaknya, dan salah satu menjadi solusi asupan perkembangan otak adalah Omega-3, karena Omega-3 ini paling utama dan paling banyak ada di ikan.
“Ini menjadi poin penting bagaima KKP terus mendorong agar masyarakat bisa meningkatkan konsumsi ikan tidak hanya untuk kesehatan, dan kecerdasan tetapi menjadi investasi untuk membangun atau menghasilkan generasi muda tentunya mendukung gesasi emas di tahun 2045,” urainya.
Ia juga mengajak semua masyarakat melalui bincang Bahari Road to HARKANNAS agar mensuksesakan HARKANNAS ke-9 di Kabupaten Parigi Moutong.
“Hari Ikan Nasional yang akan kita diselenggarakan di Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng, tentunya mari kita sama sama menggaungkan bahwa ikan menjadi bagian sumber bahan pangan yang sangat penting dan juga memiliki kelebihan didalam membantu penanganan Stunting, serta memperkuat ketahanan masyarakat dari sisi ketahanan tubuh, dan juga tentunya ikut mendukung pelaksanaan atau hadirnya generasi muda yang menjadi calon calon generasi yang akan membagun Indonesia dimasa mendatang,” pungkasnya.***