Palu,voxnusantara.com- Universitas Tadulako (Untad) hari ini, Rabu (15/9/21) menerima kunjungan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia (RI) Prof Dr Ir Fadel Muhammad. Kedatangan Fadel Muhammad dan rombongan diterima oleh Rektor Untad, Prof Dr Ir H Mahfudz, MP, beserta jajaran wakil rektor, dekan, direktur pascasarjana dan segenap civitas akademika Untad.
Kunjungan Wakil Ketua MPR dan rombongan yakni, dalam rangka menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti, serta mendukung pembentukan Badan Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia (BP2KTI), dari aspirasi sivitas akademika Untad.
“Kunjungan ini merupakan sebuah kehormatan bagi Untad. Sosok Fadel Muhammad bagi masyarakat Sulteng sudah sangat familiar dan memiliki rekam jejak yang luar biasa, baik sebagai pengusaha, pejabat daerah, hingga politisi nasional,” jelas Prof Mahfudz.
Prof Mahfudz mengatakan, civitas akademika Untad mendukung sepenuhnya inisiatif pembentukan Badan Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia (BP2-KTI). Olehnya, kata rektor, pihaknya berharap, ide ini bisa menjadi pemicu dalam perkembangan dan percepatan pembangunan kawasan timur Indonesia, khususnya di Sulteng.
“Saya berharap, agar Wakil Ketua MPR RI, Fadel Muhammad, dapat membantu mengawal proses rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur di Untad, pascabencana 28 September 2018. Upaya rehab rekon di lingkup Untad ini, harus digenjot, dalam rangka mempersiapkan diri untuk menyambut proses pembelajaran tatap muka,” ungkapnya.
Sementara dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua MPR RI, Fadel Muhammad, dalam paparannya menjelaskan, anggaran pembangunan untuk kawasan timur Indonesia dinilai tertinggal jauh. Hal ini, kata dia, karena permintaan terkait percepatan pembangunan di kawasan timur Indonesia belum spesifik.
Untuk itu, kata dia, hadir inisiatif untuk membentuk BP2-KTI. Tentu, katanya, dengan harapan badan ini dapat mendukung percepatan pembangunan di kawasan timur Indonesia. Hal ini juga, lanjut dia, mendukung kebijakan nasional, dengan pemindahan ibu kota negara di wilayah timur Indonesia, tepatnya di Pulau Kalimantan.
“Sulawesi memiliki sumber daya dan kekayaan alam yang melimpah, misalnya kawasan Teluk Tomini. Untuk itu, muncul ide untuk membuat terusan di leher Pulau Sulawesi, untuk mendukung akses dari daerah timur, seperti Maluku dan Papua ke ibu kota baru.
Kami juga berharap masukan-masukan dari Untad, terkait inisiatif ini. Masukan-masukan ini, sangat berharga bagi pengembangan ide ini ke depan,” tandasnya.***
Reporter: Yohanes Clemens