Palu, VoxNusantara- Gubernur Sulawesi Tengah, Dr. H. Anwar Hafid, M.Si, melontarkan tantangan terbuka yang tak main-main kepada Bupati Parigi Moutong, Erwin Burase: menjadikan daerahnya sebagai lumbung durian dunia dalam lima tahun ke depan.
Tantangan itu disampaikannya dalam pembukaan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Durian Parigi Moutong Tembus Tiongkok: Transformasi Ekonomi Durian Menuju Indonesia Emas 2045”, yang digelar di Aula Kantor Bupati, Rabu (4/6).
“Mari kita semua bersama-sama jadikan Parigi Moutong lumbung durian dunia,” ajak Gubernur Anwar Hafid penuh semangat.
Gubernur menyebut peluang Indonesia—khususnya Sulawesi Tengah—untuk menggoyang dominasi Laos sebagai penghasil durian terbesar dunia sangat terbuka lebar. Saat ini, Laos memegang rekor kebun durian terluas di dunia dengan lahan seluas 3.000 hektare.

Namun, Parigi Moutong disebut punya potensi dua hingga tiga kali lipat lebih besar.
“Kalau mau jadi lumbung durian dunia, harus punya lahan di atas 3.000 hektare. Parigi punya peluang itu,” tegasnya.
Gubernur juga mendorong program konkret lewat skema BERANI Panen Raya, seperti:
- Perluasan lahan tanam durian hingga 5.000 hektare melalui perhutanan sosial,
- Penyediaan bibit unggul dan pupuk gratis,
- Menjaga mutu dan kualitas durian secara konsisten.
Rasa Durian Parigi Tak Tertandingi
Bukan hanya soal kuantitas, Gubernur Anwar Hafid menekankan keunggulan rasa durian Parigi yang khas dan berbeda dari durian daerah lain.
“Durian boleh tumbuh di negeri lain, tapi rasa tetap beda dengan milik kita,” ujarnya.
Sebagai pelecut semangat, Gubernur meluncurkan tagline khusus: EMAS BERDURI, akronim dari Erwin-Sahid Bersama Durian. Tagline ini menjadi simbol sinergi antara kepala daerah untuk mengangkat durian lokal ke panggung dunia.
Pembukaan FGD ditandai dengan pemukulan gimba oleh Gubernur Anwar Hafid bersama Bupati Erwin Burase, Wakil Bupati Abdul Sahid, Sekjen Asosiasi Perkebunan Durian, dan Ketua KADIN Sulteng. *
Sumber: Biro AdPim Pemprov Sulteng