[adrotate group="1"]

Dari Kehidupan yang Memperihatinkan Hingga Panen Melimpah: Kisah Sukses Desa Pagaitan

  • Bagikan

Toli-toli, VoxNusantara,- Desa Pagaitan, sebuah desa pelosok hasil transmigrasi pada tahun 1995-1996, terletak di Kecamatan Ogodeide, Kabupaten Tolitoli, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). Desa ini memiliki jumlah penduduk sekitar 820 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 215, dan luas desa 25 H.

Namun, kehidupan masyarakat di desa ini sangat memperihatinkan. Masyarakat yang mengais rezeki melalui pertanian tidak bisa berbuat apa-apa karena lahan transmigrasi yang luasnya 500 H merupakan lahan gambut.

“Kami disini kasian, pak. Hidup susah, mau tanam apa-apa tidak tumbuh. Disini rawa semua,” kata Andreas, salah satu masyarakat Desa Pagaitan.

Ia melanjutkan bahwa desa ini selama 27 tahun mengalami kesulitan. Berbagai jenis tanaman yang ditanam tidak membuahkan hasil, sehingga masyarakat putus asa.

“Kami ini sampai mau putus asa, pak. Tanam jagung, tanam padi, tanam apa-apa tidak tumbuh, sampai kami harus cari tempat kerja lain untuk bertahan hidup,” ungkapnya dengan nada penuh haru.

Namun, kehidupan masyarakat Desa Pagaitan mulai berubah drastis setelah adanya dana desa yang dikucurkan untuk pembangunan parit di area kaplingan pada tahun 2023.

“Baru 2023 ini kami rasakan bisa panen jagung, maka kami senang. Dan ini baru terjadi setelah Pak Kepala Desa Damianus Mikasa,” ujarnya.

Andreas juga mengungkapkan perjuangan Kepala Desa Damianus Mikasa yang luar biasa dalam memajukan desa ini.

“Kita lihat sekarang, pak, kami bisa nikmati hasil panen jagung. Pak Kepala Desa gunakan dana desa, galih saluran yang luas lahannya besar ini, dengan kondisi tanah yang tidak memungkinkan, dan ini bisa jadi seperti ini. Kami bangga dengan Kepala Desa kami ini, betul-betul perhatikan masyarakatnya. Jagung kami bisa panen sampai berton-ton,” cetusnya.

Petrus, salah seorang warga Desa Pagaitan, juga menambahkan bahwa masyarakat Pagaitan saat ini bisa menikmati hasil panen jagung, itu semua berkat kerja keras Kepala Desa.

“Kami sudah 2 tahun sekarang ini bisa menikmati hasil panen jagung. Perkembangan desa ini sangat luar biasa, dan kami benar-benar bangga,” ungkap Petrus.*

Penulis: Yohanes

  • Bagikan