[adrotate group="1"]

Cudy – Agusto Bersyukur Nomer Tiga, Mudahkan Kampanye

  • Bagikan

Palu,- Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, H Rusdy Mastura (Cudy) dan Sulaiman Agusto Hambuako (SAH) menyambut suka cita perolehan nomor urut 3 bagi pasangan bertagline Sangganipa di Sidang pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulteng, Senin (23/9/2024) Jalan S. Parman Palu Timur.

Cudy – SAH menyebut bahwa angka 3 sebuah keberuntungan. Bahkan, akan memudahkan duet Nasionalis Religius di masa kampanye dua hari ke depan. ‘’Alhamdulillah. Kita berharap sejak awal memperoleh nomer 3, kita mudah kampanye,’’ kata petahana ke wartawan.

Baik Cudy dan Agusto sudah menyiapkan model dan strategi kampanye dengan nomer urut tersebut. Ia berharap masyarakat pendukung, loyalis, simpatisan dan masyarakat akar rumput mudah mengingat. ‘

’Sejak semalam sudah kami bicarakan dengan Timses dan relawan. Dan doa saya dikabulkan,’’ kata mantan Wali kota Palu dua periode diamini Agusto.

DITANTANG MILENIAL

Sebelumnya, Minggu malam di Taman GOR Palu, Cudy – Agusto ditantang debat dengan anak muda, milenial dan Gen Z. Sekira ratusan milenial mengajak diskusi soal soal anak muda.

‘’Disebut muda bukan karena usia. Tapi karena pikiran pikirannya. Kalau model berpikirnya agresif, inklusif, dan pro aktif yang responsif. Banyak mengaku muda tapi eksklusif. Tidak mau menerima ide luar. Konservatif merespon sesuatu. Biar muda tapi pasti muka tua,’’ ujar Angga, mahasiswa Palu memberikan komentar di acara Tantang Cudy, difasilitasi Gerakan Akar Rumput (Gempur).

Cudy dalam kesempatan itu mendesak anak muda berfikir dan bertindak revolusionership. Mampu merubah mental blok yang berakar dari kebiasaan tidak baik. Berani mencoba sesuatu yang baru. Gagal bukan alasan untuk menyerah.

‘’Sejarah negeri ini merdeka karena motor anak muda. 1908, munculnya pikiran merdeka. 1928 mulai mengorganisir perjuangan. Mulai melawan penjajah. Sampai tiga anak muda mendesak Soekarno dan Hatta untuk memproklamirkan kemerdekaan. Anak muda itu adalah perubahan. Lakukan,’’ tandasnya.

‘’Jangan menunggu diberikan. Harus berani merebut. Ubah cara pandang hipokrit. Lirik dunia dengan tidak biasa – biasa saja. Saya selalu membaca. Karena itu pikiran saya selalu terus mencari inspirasi. Saya punya tiga ribuan buku. Silahkan datang kalau mau membaca datang ke rumah,’’ sebut suami Vera Rompas itu. ***

  • Bagikan