Palu,voxnusantara.com- Setelah sempat mangkir saat dipanggil untuk dilakukan pemeriksaan dengan alasan sakit, penyidik akhirnya menahan Bripka H, personil Polres Parigi Moutong (Parimo) selama 20 hari kedepan.
Bripka H yang telah ditetapkan tersangka dugaan tertembaknya Erfaldi alias Aldi (21) Warga Tinombo Selatan kabupaten Parimo oleh Penyidik Ditreskrimum Polda Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) sejak Jumat 4 Maret 2022 lalu, mulai Selasa (8/3/22) telah dilakukan penahanan di Rutan Sulteng.
“Hari Selasa (8/3/22) kemarin saudara H personil Polres Parimo telah diperiksa sebagai tersangka oleh Penyidik Ditreskrimum, setelah sebelumnya yang bersangkutan tidak hadir dengan memberikan surat keterangan sakit,” kata Kabidhumas Polda Sulteng, Kombes Pol. Didik Supranoto dalam keterangan resmi yang diterima media ini, Rabu (9/3/22) kemarin.
Didik menambahkan, selesai diperiksa saudara H dilakukan penahanan selama 20 hari kedepan di Rutan Polda Sulteng terhitung mulai 8 Maret 2022. Hari ini, katanya, tim penyidik yang dipimpin Kasubdit I Ditreskrimum Polda Sulteng Kompol Ngadimin ke Polres Parimo, untuk melakukan pemeriksaan kembali saksi-saksi, agar pemeriksaan lebih cepat.
“Terhadap saudara H dipersangkakan Pasal 359 KUHP, karena lalainya mengakibatkan orang meninggal dunia dengan ancaman pidana penjara 5 tahun,” jelasnya.
Diketahui, Erfaldi alias Aldi (21) meninggal dunia paska pembubaran unjuk rasa pemblokiran jalan oleh masa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Tani (ARTI) oleh Personil Polres Parimo pada tanggal 12 Pebruari 2022 lalu, di Jalan Trans Sulawesi desa Katulistiwa kecamatan Tinombo Selatan, kabupaten Parimo.
Setelah dilakukan penyelidikan dan penyidikan, akhirnya terungkap proyektil yang ditemukan pada korban. Berdasarkan hasil uji balistik tim Bidlabfor Polda Sulteng, menyimpulkan bahwa identik dengan proyektil yang keluar pada senpi jenis HS-9 nomor seri H239748 yang dipegang oleh Bripka H personil Polres Parimo, tandasnya.***