Palu, VoxNusantara.com, Pasangan calon bertagline BERANI, Dr. Anwar Hafid, M.Si, dan dr. Reny A. Lamadjido, M.Kes, menegaskan bahwa lokasi debat bukanlah hal utama dalam kampanye mereka.
Calon Gubernur nomor urut 2 ini menyatakan bahwa yang paling penting adalah bagaimana visi dan misi pasangan calon dapat disiarkan secara luas melalui televisi, sehingga dapat diakses oleh pemirsa di seluruh penjuru daerah, meskipun jumlah hadirin di lokasi debat terbatas.
“Yang penting bukan di mana tempat debatnya, tetapi bagaimana visi dan misi paslon dapat ditayangkan di televisi untuk ditonton masyarakat luas. Kalau saja debat dilakukan di ruang terbuka dengan ribuan masyarakat yang hadir, maka tempatnya memang lebih baik di Palu,” kata Anwar Hafid saat diwawancarai via telepon, Senin (14/10/2024).
Menurut Anwar, yang pernah menjabat sebagai Bupati Morowali selama dua periode, debat di studio televisi di Jakarta tidak ada bedanya dengan di Palu, karena formatnya bukan debat terbuka yang melibatkan banyak masyarakat. Interaksi yang terjadi hanya antara pasangan calon dan para panelis, sehingga lokasinya tidak terlalu berpengaruh.
Menanggapi biaya yang harus dikeluarkan oleh tim kampanye untuk mengikuti debat di Jakarta, Anwar mengakui bahwa ada pengeluaran besar, termasuk biaya tiket pesawat, akomodasi, dan konsumsi.
Namun, ia juga menyebutkan bahwa biaya produksi studio di Jakarta lebih murah karena peralatannya sudah tersedia, berbeda dengan jika harus membawa peralatan TV ke Palu.
Di sisi lain, calon gubernur nomor urut 1, Ahmad Ali, mengkritik keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Tengah yang mengadakan debat di Jakarta. Ia berpendapat bahwa debat tersebut seharusnya diadakan di Sulawesi Tengah agar lebih mudah dihadiri oleh masyarakat setempat.
“Debat ini bukan untuk menyenangkan stasiun TV, tapi untuk warga Sulteng. Masyarakat Sulteng harus bisa hadir langsung dan mendengarkan perdebatan para kandidat,” kata Ahmad Ali.
Ahmad Ali menegaskan bahwa debat ini penting bagi masyarakat yang belum menentukan pilihan, karena melalui debat, mereka bisa lebih mengenal para kandidat dan membuat keputusan yang tepat saat pemungutan suara pada 27 November 2024.
Penolakan juga turut dinyatakan oleh ketua LS- ADI Riwin Najamuddin. Riwin menilai seharusnya debat tersebut dilakukan didaerah asal tidak perlu jauh ke Jakarta.
Ketua Bawaslu Sulteng, Nasrun, SH, juga mengutarakan pandangannya agar debat kandidat sebaiknya diselenggarakan di wilayah provinsi atau kabupaten/kota masing-masing.*