Palu, VoxNusantara,- Gubernur Sulawesi Tengah Dr. H. Anwar Hafid, M.Si menyatakan dukungan penuh atas usulan penetapan Habib Sayyid Idrus Bin Salim Aljufri atau yang akrab disapa Guru Tua sebagai pahlawan nasional.
Pernyataan ini disampaikannya di hadapan ribuan peserta Haul Guru Tua ke-57 yang digelar di Kompleks Perguruan Alkhairaat, Sabtu (12/4). Dalam kesempatan tersebut, Gubernur mengungkapkan kekagumannya pada dedikasi luar biasa Guru Tua dalam membangun dunia pendidikan Islam di Indonesia Timur.
“Saya mendukung sepenuhnya dan mendorong pemerintah pusat menetapkan Habib Idrus (Guru Tua) sebagai pahlawan nasional,” tegas Anwar Hafid yang langsung disambut dengan gemuruh takbir dan dukungan dari para hadirin.
Gubernur menilai, jasa-jasa Guru Tua dalam memajukan pendidikan di tanah air, khususnya di Sulawesi Tengah, sudah sepatutnya mendapatkan penghargaan setinggi-tingginya dari negara. Menurutnya, Guru Tua adalah simbol perjuangan ilmu, dakwah, dan kemandirian yang membanggakan.
Selama hidupnya, Guru Tua diketahui berhasil mendirikan lebih dari 400 madrasah secara mandiri tanpa dukungan APBD. Semua itu dilakukan dengan semangat pengabdian yang tulus demi mencerdaskan umat.
“Ia pendidik sejati. Seorang diri membiayai ratusan madrasah hingga akhir hayatnya. Ini prestasi langka dan layak dikenang dalam sejarah bangsa,” ujar Anwar Hafid penuh haru.
Komitmen Gubernur untuk melanjutkan perjuangan pendidikan juga diwujudkan melalui peluncuran program BERANI Cerdas, yang menyediakan beasiswa kuliah gratis serta pembebasan biaya prakerin dan uji kompetensi bagi siswa SMA/SMK.
Tak hanya itu, ia memastikan akan memberikan dana BOSDA bagi SMA swasta agar mendapat perlakuan yang adil seperti sekolah negeri.
“Tidak boleh ada lagi anak Sulteng yang putus sekolah karena alasan biaya,” tandasnya.
Gubernur juga mendorong agar madrasah-madrasah terus dihidupkan dan dikembangkan. Ia menilai, lembaga pendidikan Islam ini sangat penting untuk membentuk karakter dan kecerdasan spiritual generasi muda.
Pengalamannya menimba ilmu di Madrasah Diniyah Awaliyah Alkhairaat di Desa Wosu, Morowali menjadi alasan kuat di balik semangat tersebut.
“Saya hanya sekolah di madrasah, tapi bisa jadi gubernur,” tuturnya, mengisyaratkan bahwa madrasah memiliki kekuatan besar dalam membentuk pemimpin bangsa.
Di penghujung sambutannya, Anwar Hafid mengajak seluruh umat Islam untuk menjaga marwah perjuangan Guru Tua, termasuk dengan menyerahkan penanganan kasus penghinaan terhadap sosok beliau kepada aparat penegak hukum.
“Mari kita bersatu padu untuk melanjutkan tongkat estafet yang sudah dirintis Guru Tua,” pungkasnya. *
