[adrotate group="1"]

Air Sumur

  • Bagikan

Oleh; Krispianus Longan


Sejak kecil, saya bersama keluarga dan masyarakat Waesaok sudah biasa minum dari air Sungai (Kali). 
Kami tahu itu air yang tidak sehat! Tapi kami harus berdamai dengan keadaan. Itu satu-satunya sumber air terdekat yang bisa kami jangkau. 
Kami sudah biasa dengan berbagai kejadian yang mungkin menggelikan dari sisi kesehatan. Mengambil air dari sumber yang sama dengan tempat kerbau berkubang. 


Mandi dan cuci di sungai yang merupakan tempat orang lain buang sampah. Atau bahkan buang hajat.
Sampai 2021 masih sama.  Yang pasti itu air sehat buat kami. Kami baik-baik saja. Eh salah! siapa tahu yang mengkonsumsi air lagi tidak baik-baik saja. Hanya belum dicek saja.

F.Ipin


Bukan berarti pemerintah tutup mata. Di Waesaok sendiri pernah ada proyek air dari PEMDA senilai 2 Miliar. Angkanya besar sekali. Angka yang sebanding dengan pemanfaatannya dua tahun saja. 


Selebihnya kami ke kali lagi. Minum dari sumber air yang sama dengan kerbau, babi, dll. Hal ini yang membuat kami malu dengan ternak-ternak tersebut. Puncaknya pertengahan Juli ini.  

F.Ipin


Kami memutuskan untuk menyewa pekerja sumur, mengebor tanah untuk mendapatkan air.  Sekaligus untuk menunjukkan kepada pengelola proyek air sebelumnya bahwa hanya butuh Rp.430.000,00/meter kami bisa menghadirkan air yang dekat dengan rumah. Tidak berebut lagi dengan ternak-ternak di sungai. 

  • Bagikan