Voxnusantara.com,Maluku- Isak tangis mengisi siang yang didera terik matahari di Hote, Waesama, Buru Selatan, Maluku. Seperti mendapat komando, puluhan anak-anak berusaha menahan kepergian Sersan Mohammad Riadi. Bintara pembina desa itu sudah bersiap-siap meninggalkan wilayah tugasnya. Ia akan mulai bertugas di tempat baru, di Bangkalan, Madura.
Hingga deru motor Honda GL Pro berwarna hijau tentara itu tinggal sayup terdengar, tangisan anak-anak ini belum juga reda. Lara hatinya. Mereka sungguh kehilangan sosok ‘Om Tentara’ yang sudah dianggap seperti orang tua sendiri.
Bintara kelahiran Bangkalan, 18 November 1984 itu lebih dikenal sebagai guru ngaji daripada tentara. Mengawali dinas di Batalyon Infanteri 731/Kabaresi pada 2006, lalu ke Resimen Induk Kodam XVI/Pattimura, kemudian ke Koramil 1506-05 Kodim 1506/Namlea, membuatnya kadung jatuh cinta pada Maluku.