[adrotate group="1"]

Gedung Sekolah Terbengkalai, KBM Bisa Saja Terkendala

  • Bagikan
Keterangan Foto: Kadis Dikbud Kab. Sigi, Anwar SSos MM. (Foto: A. Yuliansyah)

Sigi,voxnusantara.com- Bantuan (Hibah,red) dari Negara Jerman, yang telah dikelola sepenuhnya oleh pihak United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia dan Kantor Project yang ada di Sulawesi Tengah (Sulteng), seharusnya mampu membantu masyarakat, khususnya Murid yang menjadi korban bencana gempa tahun 2018 lalu. Namun harapan itu tak semulus yang dibayangkan, akibat kinerja buruk yang dilakukan oleh PT Istaka Karya, sejumlah rekonstruksi proyek pembangunan sekolah di wilayah Kabupaten Sigi terbengkalai.

Dapat dipastikan, kegiatan belajar – mengajar (KBM) nantinya akan terkendala akibat keterbatasan sarana (gedung,red) yang tersedia. Terlebih lagi, pada Tahun Ajaran 2022 saat ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sigi, akan melaksanakan pembelajaran tatap muka secara langsung.

“Ini yang menjadi kendala, ruang kelas yang ada pasti terbatas, sehingga murid tidak akan beraktifias belajar secara normal. Hal ini telah saya komunikasikan kepada pihak UNDP dan mereka menyatakan kesiapan untuk membangun ruang kelas darurat,” Kata Kepala Dinas (Kadis) Dikbud Kabupaten Sigi, Anwar SSos MM, saat ditemui Kamis (14/07) kemarin.

Kadis Anwar pun mengakui, hal tersebut telah diiyakan oleh pihak UNDP sewaktu pelaksanaan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Sigi beberapa waktu lalu.

“Saya sudah bertemu dengan perwakilan UNDP, mereka siap untuk membangun ruang kelas darurat. Karena sekolah kami sangat membutuhkannya. Saya pun meminta jaminan keamanan bagi murid – murid, yakni dengan memberi batas (pagar,red) pada lokasi pelaksanaan proyek,” tuturnya, sembari menjelaskan, jika batas yang diberikan hanya sekedar tanda (line,red) akan menjadi ancaman bagi para murid Sekolah Dasar (SD) yang ada, sebab mereka tak paham bila berbahaya berada di dekat lokasi pembangunan gedung.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, proses pelaksanaan lanjutan rekonstruksi gedung sekolah oleh UNDP baru bisa dilakukan pada akhir tahun 2022, sehingga dapat dipastikan gedung sekolah yang ada, barulah bisa dinikmati oleh murid korban bencana 2018 silam pada tahun 2023 mendatang.***

Penulis: A. YuliansyahEditor: Yohanes Clemens
  • Bagikan