[adrotate group="1"]

4 Sekolah di Sigi Bangun Ruang Darurat, Program Bantuan UNDP Jadi Beban Daerah

  • Bagikan
Keterangan Foto: Kondisi terkini SDN Inpres Jono Oge, di Kabupaten Sigi, salah satu sekolah bantuan rekonstruksi dari Jerman yang dikelola oleh UNDP. (Foto : A. Yuliansyah).

Sigi,voxnusantara.com- Bantuan (Hibah,red) dari Negara Jerman, yang telah dikelola sepenuhnya oleh pihak United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia dan Kantor Project yang ada di Sulawesi Tengah (Sulteng), seharusnya mampu membantu masyarakat, khususnya Murid yang menjadi korban bencana gempa tahun 2018 lalu. Namun harapan itu tak semulus yang bayangkan, akibat kinerja buruk yang dilakukan oleh PT Istaka Karya akibat rekonstruksi proyek pembangunan sekolah di sejumlah wilayah Kabupaten Sigi terbengkalai.

Dapat dipastikan, kegiatan belajar – mengajar (KBM) nantinya akan terkendala akibat keterbatasan sarana (gedung,red) yang tersedia. Terlebih lagi, pada Tahun Ajaran 2022 saat ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sigi, akan melaksanakan pembelajaran tatap muka secara langsung.

“Ini yang menjadi kendala, ruang kelas yang ada pasti terbatas, sehingga murid tidak akan beraktifias belajar secara normal. Kami harus memikirkan solusinya dengan cepat,” Kata Kepala Dinas (Kadis) Dikbud Kabupaten Sigi, Anwar SSos, saat ditemui Rabu (25/05) di Kantornya.

Kadis Anwar pun mengakui, dirinya belum mengetahui Anggaran dari mana yang akan digunakannya untuk pembangunan ruang kelas darurat itu nantinya.

“Saya masih belum tahu sumber anggaran nantinya. Itu masih akan kami komunikasikan dengan pihak – pihak terkait,” tuturnya.

Secara terpisah, Kantor Project UNDP Sulteng, yang sempat dikonfirmasi terus saja belum dapat memberikan komentar. Pasalnya, persoalan dengan pihak PT Istaka Karya, belum rampung diselesaikan. Bahkan, hingga beberapa bulan ke depan, belum ada kepastian yang diberikan oleh pihak UNDP melalui Kantor Project yang ada di Sulteng.

Untuk diketahui, program bantuan Jerman yang dikelola oleh UNDP teruntuk rekonstruksi pembangunan sekolah, berjumlah empat (4) sekolah yang masing – masing berada di wilayah Desa Bolupuontu, Kulawi Selatan, Jono Oge, serta Maranatha.***

Penulis: A. Yuliansyah.
  • Bagikan