Sigi,voxnusantara.com– Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kawasan hunian tetap (Huntap) Pombewe, Kementrian Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai Sulawesi III, melaksanakan Pembangunan Intake dan Jaringan Air Baku, dengan memanfaatkan aliran air pada Sungai Paneki, di Desa Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi.
Proyek yang dimenangkan oleh PT Mari Membangun Nusantara tersebut, hingga memasuki akhir bulan November 2021 telah merampungkan pekerjaan utama, diantaranya pembangunan Bendung Intake di hulu sungai Paneki, Pekerjaan jembatan Lintasan pipa, serta pekerjaan pemasangan Jaringan Pipa air menuju ke Bak penampung dihuntap Pombewe.
Pengerjaan proyek yang menjadi tanggung jawab dari Satuan Kerja SNVT Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air WS Palu-Lariang, WS Parigi-Poso, WS Kaluku-Karama Prov Sulteng ini bukan tanpa kendala. Namun, tingginya intensitas curah hujan dan longsoran sendimentasi lahar dingin disekitar pegunungan Paneki, menjadi salah satu faktor hambatan lambannya proses kerja.
Longsoran sendimentasi tanah dan pasir, dari celah pegunungan yang mengalami retakan pasca Gempa Bumi 18 September 2018 silam tersebut berada di antara titik pembangunan Mercu dan jembatan Lintasan I dan II. Ribuan kubik material batu dan pasir akan menumpuk dilokasi kerja, sewaktu waktu terjadi saat di daerah tersebut diguyur hujan.
“Sendimentasi longsoran material dari celah gunung yang terbelah disekitar lokasi kerja sangat kami khawatirkan. Pasalnya, material yang turun dapat merusak pekerjaan yang sudah ada dan juga sangat rentan buat keselamatan pekerja disana, makanya, saya selalu berupaya agar dilokasi tersebut dipantau setiap saat,” kata Hariady Indra Mantong ST., M.Sc selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Air Tanah dan Air Baku (ATAB) BWSS III.
Walau ancaman longsoran lahar dingin dicelah pegunungan Pombewe membayangi, Proyek yang dibiayai oleh Pinjaman Bank Dunia tersebut terus dikebut. Bahkan, kontraktor pelaksana terus di “Tongkrongi” PPK setiap saat, hal ini dilakukan agar supaya progress pekerjaan Proyek Air Baku tersebut dapat dimaksimalkan.
“Kami terus mendesak kontraktornya agar capai progress, karena kami targetkan, Desember tahun ini air dapat dimanfaatkan warga khususnya, di daerah hunian tetap Pombewe,” ungkap Hariady Indra Mantong, saat ditemui dilokasi kerja di Dusun Paneki, Desa Pombewe, Minggu (21/11/21) kemarin.
Sedangkan, dari pantauan media ini dilapangan, tampak sejumlah pekerja merampungkan sisa pekerjaanya. Di hulu sungai yang menjadi lokasi pembangunan Mercu yang menjadi bending Intake, tampak tukang batu membersihkan sisa material disekitar lokasi mercu dan saluran pembersih. Demikian pula, pekerjaan pemasangan jaringan pipa dari Bendung Intake menuju Bak pengolahan (reservoir) di Huntap Pombewe yang telah dibangun sebelumnya oleh Balai Prasarana dan Pemukiman Wilayah (BP2W) Sulteng tahun 2020.
Bentangan pipa air bersih tampak mengular dari Bendung Inteke di hulu sungai Paneki melintasi pebukitan, disekitar jaringan Pipa dibuatkan jalan Inspeksi agar sewaktu waktu dapat dipakai untuk mengontrol distribusi air. Proyek Pembangunan Intake dan Transmisi Air Baku Paneki dikabupaten Sigi menelan Anggaran sebesar Rp20.604.144.000 dari Pos Anggaran Pinjaman Asean Development Bank (ADB ) yakni proyek EARR (Emergency Assistance For Rehabilitation and Reconstruction).
Olehnya, selaku PPK pada Air Tanah dan Air Baku (ATAB) BWSS III, Hariady berharap, fasilitas pendukung lainnya yang dikerjakan oleh instansi tehnis yakni Dinas Cipta Karya dapat rampung sebelum air baku dari sungai Paneki disuplai ke Reservoir. “sebenarnya kita sekarang menunggu action dari teman-teman CK, karena di Huntap Pombewe baru ada reservoir, belum ada Water Treatment Plant. Jadi, kalau pipa transmisi mau langsung masuk ke reservoir, kasian nanti warga mengeluh airnya keruh saat hujan,” jelasnya.
Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA), katanya, adalah sistem atau sarana yang berfungsi untuk mengolah air dari kualitaas air baku (influent) terkontaminasi untuk mendapatkan perawatan kualitas air yang diinginkan sesuai standar mutu atau siap untuk di konsumsi. Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) merupakan sarana yang penting di seluruh dunia yang akan menghasilkan air bersih dan sehat untuk di konsumsi, urainya.
Sehingga, Hariady Indra Mantong optimis pelaksana proyek ini dapat tepat waktu, capaian kemajuan pekerjaan per November 2021 telah memasuki 91 persen, dijadwalkan awal desember akan dilaksanakan Uji Pengaliran Air ke Bak Penampung (Reservoir) di Huntap Pombewe.
“Progresnya sudah capai 91 persen,rencananya setelah kita cek semua instalasi pipanya,kita akan uji coba mengalirnya air, kontraknya juga akan selesai desember pertengahan tahun ini,” pungkasnya.***