[adrotate group="1"]

Menutup Pintu Damai, Natalita Pantau Jadwal Perkuliahan Prof Djayani

  • Bagikan
Foto: Yohan

Palu,voxnusantara.com- Pegawai UPT Pengelolaan Lingkungan atau yang akrab disebut Natalita terus memantau jadwal perkuliahan Prof Djayani Nurdin dalam kampus. Pantauan tersebut tak lain, yakni ingin menemui Prof Djayani untuk menyampaikan permohonan maaf nya terhadap Natalita.

“Kami lakukan pantauan bukan untuk lakukan hal anarkis, tapi meminta agar Prof Djayani mau meminta maaf di depan Natalita. Ketika kami diam bukanya kami berdiam terus, karena hati kami pasti terusik dan kami menunggu langkah dari pimpinan kami dulu. Pastinya akan ada aksi selanjutnya, kita menunggu saja,” kata Taufik didampingi dua koordinator lainnya, Jumat (8/10/21) kepada media ini.

Lebih lanjut, Taufik menyampaikan, dirinya dan seluruh teman-teman pegawai Natalita tidak pernah lupa dengan perilaku dan ucapan Prof Djayani Nurdin yang telah merendahkan dan menghina pekerjaan mereka. Apalagi, Prof Djayani Nurdin yang diberikan waktu 3×24 jam untuk meminta maaf, tidak menggubris permintaan pegawai Natalita, ungkapnya.

“Kami koordinator ini sering berkoordinasi, kita diam saja dulu, kita tunggu sinyal dari pimpinan, apapun keputusan beliau kami akan laksanakan. Selama ini kami diam. Tapi, sebagian teman-teman mengatakan akan mencari, kita usut dia dan jangan kita ganggu dia, kalau saat dia memberikan mata kuliah, artinya itu sudah menyalahi aturan,” jelasnya.

Bahkan, ia mengatakan, pihaknya, tidak mengancam beliau, namun mereka hanya meminta pertanggungjawaban beliau dengan pernyataannya kemarin. Kami datang kesini hanya bekerja, yang bikin saya tersinggung, ko seorang Profesor mengungkapkan kalimat seperti itu, sebutnya.

“Ingat, di bumi Tadulako ini, Tondo ini, Kaili ini Tadulako. Ko bisanya seorang Tadulako ini, kita anggap Profesor ini Tadulako nya kita, masa tidak memperdulikan kami.

Sehingga kami menyatakan, kami ini adalah pekerjaan yang paling miskin disini, pekerjaan yang paling hina disini, tapi jangan coba hinakan kami. Ketika kami merasa terhina, jangan salahkan kami, bukan marah, kami akan murka,” tegasnya dengan hati amarah.***

Penulis: Yohanes
  • Bagikan