VoxNusantara.com,Palu – Ketua Umum (Ketum) Komite Olahraga Nasional (KONI) Pusat lantik Pengurus KONI Sulawesi Tengah (Sulteng), Selasa (2/12/25), bertempat di ballroom hotel Best Western and Coco Palu.
Ketum KONI Sulteng Fathur Razaq dalam sambutannya mengatakan bahwa pengurus KONI yang baru di lantik adalah pelayan-pelayan masyarakat yang akan melayani insan-insan olahraga di Sulawesi Tengah ini. “Kami melayani dengan aturan dan fokus pada tujuan Sulteng NAMBASO kedepan,” ujar Fathur.
Fathur menjelaskan bahwa Tema yang kami usung adalah Sulteng NAMBASO TEMPO NAMO JUARA. NAMBASO berarti besar. Kita telah melewati berbagai tantangan mulai dari keterbatasan fasilitas, dinamika organisasi hingga ujian besar bencana alam. Kini saatnya kita bangkit menata kembali kekuatan dan membangun kembali fondasi olahraga yang lebih solid.
Sedangkan TEMP NAMO JUARA, katanya, berarti sekarang saatnya juara. Kita tidak lagi berpuas diri dengan status pelengkap atau kuda hitam, tetapi kita harus berani mengatakan prestasi mengibarkan bendera Sulteng di puncak-puncak podium nasional bahkan internasional.

Ia melanjutkan, KONI harus menjadi rumah bagi semua cabang olahraga. Kita akan memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah, pihak swasta dan media dikarenakan kemajuan olahraga adalah tanggung jawab kolektif kita semua. “Mari kita jadikan semangat Sulteng Nambaso Tempo Namo juara ini sebagai energi pendorong dalam setiap langkah, setiap kebijakan untuk memajukan dunia olahraga yang kini kita pimpin,” pesannya.
Saya pribadi, lanjut Fathur, sangat berharap PON 2028 Sulteng masuk 10 besar. Mari kita bersama wujudkan mimpi besar SULTENG NAMBASO TEMPO NAMO JUARA. Tempo Namo juara bagi kepengurusan kali ini.
“Saya memimpin KONI dengan lurus, bersih, bukan untuk alat politik. KONI Sulteng bertekad merebut emas sebanyak-banyak dan atlet berprestasi kita masukkan ke Platda dan Platnas,” tegasnya.
Sementara itu, ketum KONI Sulteng terpilih yang baru dilantik bersama Kabinetnya Fathur Razaq menegaskan kembali taglinenua “Temponamo Juara”.
“Sudah saatnya kita juara jangan lagi kita hanya menjadi kuda hutam, jaman teknologi, sinergi dan kolaborasi kita utamakan dalam membina para atlet kita, sehingga bisa juara meraih prestasi. KONI adalah rumah besar yang kita jadikan energi pendorong, untuk memajukan olahraga di Sulteng,”tegas putra sulung Anwar Hafid itu.
Fathur menegaskan bahwa dirinya memimpin koni dengan lurus, bersih, bukan untuk alat politik. Koni sulteng bertekad merebut emas sebanyak-banyak dan atlet berprestasi kita masukkan ke platda dan platnas.
Sementara itu Ketum KONI Pusat Letjen Amarciano Norman memuji ketum KONI Sulteng Fathur Razaq, sebagai sosok pemuda yang punya semangat luar biasa.
Ia mengatakan prestasi KONI Sulteng, meningkat lebih baik dari waktu-waktu. Sebelumnya, prestasi koni Sulteng berada pada peringkat 18 dari ke 38 Provinsi di Indonesia.
“Ketum koni yang baru, anak kita Fathur Razaq bertekad masuk peringkat 10 besar pada PON 2028. Olehnya kita patut mendukungnya, khususnya pemerintah provinsin. Karena tanpa dukungan pemprov Sulteng prestasi atlet tidak akan diraih,” tuturnya.
Ia menjelaskan pada PON mendatang, hanya Cabor yang dipertandingkan di olimpiade yang juga dipertandingkan. Sedangkan cabor-cabor lainnya akan dipertandingkan sesuai event masing-masing, salah satunya PON Beladiri.
Gubernur Anwar Hafid dalam sambutannya mengatakan harapannya agar bisa masuk 10 besar di PON 2028 mendatang.
“Jangan hanya namanya besar, tapi prestasinya kecil. Tapi saya yakin dengan tenaga-tenaga muda penuh semangat, dapat meraih prestasi besar yakni sesuatu hal yang kita bisa raih, paling tidak masuk 10 besar pada PON 2028 mendatang dari 38 provinsi,”ujar Anwar Hafid.
Menurut Gubernur, anggaran adalah urusan pemerintah. Sementara KONI harus membina atle-atlenya, sehingga berprestasi. Dan atlet-atlet berprestasi harus dirangkul semua dan dibina.
“Pola perekrutan dan pembinaan atlet-atlet oleh KONI, harus transparan, profesional dan gunakan database yang berbasis digitalisasi, KONI harus tinggalkan pola lama, bagi atlet yang berprestasi diutamakan pembinaannya, jangan lagi ada praktek karena atletnya ada orang dalam (Ordal) itu yang diloloskan dan dibina, sementara yang berprestasi dibiarkan,” tandasnya.
Penulis: Yohanes C











