Sigi, VoxNusantara,- Warga Desa Olu, Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, akhirnya dapat menikmati aliran listrik setelah puluhan tahun hidup dalam kegelapan. Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, didampingi Wakil Gubernur Reny A. Lamadjido, meresmikan jaringan listrik desa tersebut pada Jumat (18/7/2025) lalu.
Peresmian ini disambut dengan tangis haru dan senyum bahagia warga. Reta, seorang ibu rumah tangga berusia 32 tahun, mengungkapkan rasa syukurnya atas kehadiran listrik di desanya.
“Sudah puluhan tahun kami hidup dalam bayang-bayang kegelapan. Anak-anak kami belajar pakai pelita. Baru tiga bulan ini nyala terus, siang malam. Rasanya, kami baru sekarang benar-benar merasa tinggal di Indonesia,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Warga lainnya, Arman, seorang petani kakao berusia 54 tahun, juga mengungkapkan kebahagiaannya.
“Dulu kita tunggu siang, sekarang malam pun bisa kerja. Hidup kami jadi lebih maju,” katanya.

Rangkaian infrastruktur yang diresmikan mencakup 23 kilometer Saluran Tegangan Menengah, 7,6 kilometer Jaringan Tegangan Rendah, serta tiga gardu distribusi berkapasitas total 450 kVA yang menerangi Desa Olu, Dusun Paku (Desa Anca), dan Dusun Palili (Desa Tomado).
Gubernur Anwar Hafid menyatakan bahwa pembangunan jaringan listrik ini adalah bagian dari visi besar pemerataan pembangunan di daerah terisolir.
“Kalau listrik saja susah masuk, bagaimana kita mau bicara pendidikan, kesehatan, ekonomi? Maka hari ini, kita bawa terang ke Olu. Terang ini bukan hanya untuk lampu, tapi untuk masa depan,” katanya.
Manajer PLN UP2K Sulteng, Rahmatan, menambahkan bahwa kolaborasi lintas level pemerintahan sangat krusial dalam menyukseskan proyek ini.
“Ini bukan proyek biasa. Ini simbol bahwa negara hadir hingga titik paling ujung,” akunya.
Bupati Sigi, Mohamad Rizal Intjenae, juga menyebut peresmian ini sebagai hasil nyata kerja sama.
“Kalau Gubernur yang kasi menyala, torang yang sambung ke rumah-rumah warga,” ujarnya.
Gubernur Anwar Hafid juga menyampaikan komitmen pembangunan lewat sembilan program prioritas BERANI, termasuk peningkatan konektivitas melalui proyek jalan Kalukubula-Gimpu, jaringan telekomunikasi, serta pembangunan SMK pariwisata dan cetak sawah 10 ribu hektare untuk menjadikan Lindu sebagai lumbung pangan masa depan.
Warga kini tak hanya bisa menyalakan lampu, tetapi juga menyalakan mimpi. Ibu Reta mengakhiri kesaksiannya dengan kata-kata sederhana namun kuat.
“Selama ini kami gelap, bukan cuma karena listrik, tapi karena kami seperti dilupakan. Tapi sekarang, kami merasa ada dan diakui sebagai warga masyarakat Sulteng,” sebutnya.*
Sumber: Tim Media BERANI