Palu, VoxNusantara,- Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan daerah melalui program cetak sawah baru yang dijadwalkan berlangsung pada tahun 2025.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Nelson Metubun,.SP.,MP menegaskan bahwa program ini diharapkan menjadi pendorong utama dalam meningkatkan produksi pertanian, khususnya beras, serta meningkatkan kesejahteraan petani lokal.
“Dengan dana alokasi yang cukup besar, yang mencapai 365,3 Miliar Rupiah, program cetak sawah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi sektor pertanian di Sulteng,” kata Nelson pria kelahiran Ambon itu.

Ia juga mengatakan bahwa program ini merupakan bagian dari salah satu misi utama Gubernur dan Wakil Gubernur Sulteng dalam mewujudkan visi “Berani Makmur” melalui keberanian panen raya di areal sawah yang baru.
“Salah satu manfaat utama dari program ini adalah penambahan luas areal baku sawah (LBS) Sulteng, yang sebelumnya tercatat sekitar 126.985 hektar. Dengan adanya cetak sawah baru ini, luas LBS akan bertambah menjadi 137.165 hektar, atau sekitar 10.180 hektar sawah baru. Penambahan areal sawah ini tentunya akan memperkuat sektor pertanian di Sulteng, dengan target utama untuk menciptakan ketahanan pangan yang lebih baik,” ujarnya.
Tak hanya menambah luas areal sawah, program ini juga berpotensi besar dalam meningkatkan produksi beras di Sulteng. Diperkirakan, produksi beras akan bertambah sekitar 45.810 ton GKG (Gabah Kering Giling) atau setara dengan 29.779,5 ton beras. Dengan capaian ini, Sulteng yang tahun lalu tercatat mengalami surplus 137.000 ton beras, akan mengalami peningkatan yang signifikan, dengan potensi surplus mencapai 150.000 ton beras pada tahun 2025.
Dampak Positif bagi Ekonomi dan Petani
Selain peningkatan produksi, program cetak sawah baru ini juga akan membawa dampak positif bagi ekonomi daerah, khususnya bagi para petani. Kabupaten-kabupaten yang akan menerima manfaat dari program ini antara lain Donggala, Tojo Una-Una, Toli-Toli, Buol, Poso, Sigi, Banggai, dan Parigi Moutong. Melalui program ini, petani di daerah-daerah tersebut berpotensi memperoleh peningkatan pendapatan yang signifikan, karena mereka akan mendapatkan akses lebih luas terhadap lahan pertanian yang produktif.
Pada tanggal 11 Juni 2025, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dinas TPH) Sulteng menerima DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) untuk kegiatan cetak sawah, yang kemudian diikuti dengan penandatanganan kontrak perencanaan pada 16 Juni 2025. Proses perencanaan ini melibatkan survey identifikasi dan desain (SID) yang dilakukan untuk memastikan keberhasilan implementasi program cetak sawah di lapangan.
Usulan program ini berasal langsung dari kabupaten-kabupaten yang telah mengajukan rencana luasan cetak sawah kepada Dinas TPH setempat, yang disampaikan melalui pimpinan daerah maupun OPD terkait.
Dengan adanya program cetak sawah ini, Pemerintah Provinsi Sulteng berharap dapat mewujudkan pertanian yang lebih berkelanjutan, yang tidak hanya memberikan hasil yang melimpah, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan petani lokal dan kelestarian lingkungan.
Gubernur Sulteng menegaskan bahwa keberhasilan program cetak sawah ini merupakan salah satu upaya besar untuk memperkuat ketahanan pangan, mengurangi ketergantungan pada pasokan beras dari luar daerah, dan memastikan ketersediaan pangan yang cukup bagi masyarakat Sulteng, khususnya di masa depan.
Program cetak sawah yang dimulai pada tahun 2025 ini diharapkan tidak hanya menjadi sebuah kebijakan sesaat, tetapi juga sebuah langkah strategis yang dapat memberikan dampak jangka panjang bagi sektor pertanian dan ekonomi Sulteng. Dengan semakin banyaknya sawah yang tercetak dan peningkatan hasil panen, Sulawesi Tengah siap menjadi salah satu provinsi yang mampu mendukung swasembada pangan dengan kualitas beras yang tidak hanya mencukupi kebutuhan domestik, tetapi juga bisa memenuhi permintaan pasar yang lebih luas.
Penulis: Yohanes